Sabtu, 14 Januari 2017

Kisah Wali Wafat di Masjidil Haram, Jenazahnya Hilang Tanpa Bekas

Kisah Wali Wafat di Masjidil Haram, Jenazahnya Hilang Tanpa Bekas - Wali Allah atau Waliyullah adalah seseorang yang sangat dekat Allah. Keimanan dan ketaqwaannya tidak bisa diragukan lagi, sebab mereka memang memiliki kedudukan yang lebih tinggi diatas umat Islam pada umumnya.

Kisah Wali Wafat di Masjidil Haram, Jenazahnya Hilang Tanpa Bekas ini menceritakan adanya seorang laki-laki yang sangat dekat dengan Allah namun dirinya tidak tampak bahwa ia sebenarnya adalah seorang wali. Kemudian laki-laki itu meninggal dunia dan jenazahnya hilang tanpa ada bekas. Untuk lebih jelasnya simak kisahnya di bawah ini!

Cerita Islami: Kisah Wali Wafat di Masjidil Haram, Jenazahnya Hilang Tanpa Bekas

Diriwayatkan dari Dzin Nun Al-Mishri bahwasannya pada suatu hari dia masuk ke masjidil Haram. Tiba-tiba dia melihat seorang laki-laki tidak berpakaian sama sekali (tlanjang) berbaring dibawah tiang masjid. Dia berdzikir kepada Allah dengan hati yang susah. Dzin Nun Al-Mishri mendekat dan menyampaikan salam kepadanya dan berkata: "Siapakah engkau?"

Laki-laki itu menjawab: "Aku seorang laki-laki pengembara."

Dzin Nun Al-Mishri bertanya lagi: "Siapakah namamu?"

Laki-laki itu menjawab: "Aku seorang buronan yang lari dari orang yang memburu."

Dzin Nun Al-Mishri bertanya: "Apa sesuatu yang perlu kau katakan kepadaku?"

Laki-laki itu menangis, aku pun ikut menangis karena tangisannya. Laki-laki itu tidak henti-hentinya menangis, aku pun juga ikut menangis terus-menerus, sehingga laki-laki itu wafat. Aku melepaskan kain sarungku, dan aku letakkan di atas tubuhnya untuk menutupinya. Setelah itu, aku pergi untuk mencari kain kafan untuknya. Ketika aku kembali ke tempat jenazah, ternyata aku tidak menemukannya, jenazah itu hilang tanpa bekas. Aku berkata: "Subhanallah! Siapa orang yang telah mendahului aku mengambil jenazah ini?"

Tiba-tiba ada suara yang berkata: "Wahai Dzin Nun Al-Mishri! Laki-laki itu adalah orang yang ketika di dunia di buru oleh syaitan, tetapi syaitan tidak dapat melihatnya, dan di buru oleh Malaikat Malik Penjaga Neraka, dia pun tidak mengetahuinya, juga di buru oleh Malaikat Ridhwan Penjaga Surga, dia pun tidak mengetahuinya."

Aku bertanya kepada yang bersuara (Hatif): "Dimana laki-laki itu sekarang?" Ada jawaban: "Di tempat duduk yang benar di sisi Raja Yang Berkuasa."

Dari peristiwa ini, dikatakan bahwa manusia dalam beribadah ada tiga bagian:

1) Rahbani, yaitu orang yang beribadah kepada Allah karena takut akan siksa-Nya.

2) Hayawani, yaitu orang yang beribadah kepada Allah karena mengharapkan rahmat dan pengampunan-Nya.

3) Rabbani, yaitu orang yang beribadah kepada Allah hanya memandang Allah, tidak mamandang dunia, akhirat, surga, neraka dan juga tidak memandang nafsu dan ruh.
Kategori orang yang pertama, setelah dibangkitkan dari kubur di hari kiamat akan dikatakan kepadanya: "Engkau selamat dari neraka!"

Kategori orang yang kedua, setelah dibangkitkan dari kubur akan dikatakan kepadanya: "Masuklah ke Surga!"

Dan kategori orang yang ketiga dikatakan kepadanya: "Inilah kekasihmu, inilah yang engkau cari, dan inilah yang engkau inginkan. Demi kemuliaan-Ku dan keagungan-Ku, Aku tidak menciptakan beberapa surga melainkan untuk orang-orang yang sepertimu."

Hikmah cerita: Ini adalah salah satu contoh perbedaan orang yang beribadah kepada Allah sebab takut siksa, dan orang yang beribadah sebab menginginkan surga, serta orang yang beribadah sebab hanya mencintai Allah semata tanpa memandang apapun.

Dari Kisah Wali Wafat di Masjidil Haram, Jenazahnya Hilang Tanpa Bekas diatas, dapat disimpulkan bahwa seseorang benar-benar beribadah Lillahi Ta'ala adalah terdapat pada kategori ketiga dimana pada ketegori ini orang tersebut memang BENAR-BENAR beribadah karena Allah tanpa memandang apapun. Dirinya tidak peduli apakah ia nanti akan dimasukkan di surga atau neraka, yang ia lakukan hanyalah beribadah.

Dalam konteks ini tentu saja seseorang akan sulit jika langsung masuk ke tahap ketiga. Seseorang jika ingin mencapai tahap ini harus melangkah dahulu dari tahap pertama, kemudian kedua setelah itu baru ketiga.

Artikel Terkait

Salah satu santri TPQ Rahmatul Ihsan yang ingin berbagi pengetahuan di dunia maya.

Tambahkan komentar Anda
EmoticonEmoticon