Kisah Manusia Berusia Panjang Hidup di Dalam Gunung - Akhir zaman atau hari kiamat adalah periode dimana semua makhluk ciptaan Allah SWT, baik itu manusia, hewan dan tumbuhan akan dimusnahkan semuanya tanpa terkecuali dengan menggulung seluruh alam raya ini.
Namun sebelum hal tersebut terjadi, Allah akan memperlihatkan tanda-tanda tertentu yang dapat disaksikan oleh mata manusia di zamannya.
Cerita yang berjudul Manusia Berusia Panjang Hidup di Dalam Gunung ini akan memberi kita pelajaran bahwa tanda-tanda kiamat sudah ada sejak zaman Nabi Isa bin Maryam. Lebih jelasnya, yuk langsung saja simak cerita di bawah ini.
Diriwayatkan oleh Imam al-Khatib dari Umar bin Khattab r.a., bahwasanya Umar bin Khattab memberangkatkan bala tentara yang di pimpin oleh Nadhlah bin Mu'awiyah ke Negara al-Qadisiyyah. Ketika masuk waktu shalat Ashar, Nadhlah melakukan adzan shalat. Ketika mengucapkan lafalz "Allahu Akbar, Allahu Akbar," tiba-tiba ada seseorang dari arah gunung menjawab: "Kabbarta, Kabiran ya Nadhlah."
Kemudian Nadhlah mengucapkan: "Asyhadu an-lailaha illa Allah."
Orang itu menjawab: "Kalimatul Ikhlasi ya Nadhlah."
Ketika Nadhlah membaca kalimat: "Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah."
Orang itu menjawab: "Dia (Muhammad) adalah utusan Allah yang membawa berita gembira dan berita yang menakutkan. Dia adalah seorang Rasul yang telah diberitakan oleh Isa bin Maryam, pada akhir umatnya akan datang hari kiamat."
Kemudian Nadhlah mengucapkan; "Hayya 'alash Shalah."
Orang itu menjawab: "Kebahagian bagi seseorang yang mau berjalan menuju shalat dan melakukannya secara istiqamah."
Ketika Nadhlah mengucapkan: "Hayya 'alal Falah." Orang itu menjawab: "Sungguh beruntung siapa yang mau memenuhi panggilan Muhammad SAW dan keberuntungan itu adalah merupakan kehidupan yang kekal bagi umat Muhammad SAW."
Ketika Nadhlah mengucapkan: "Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa ilaha illa Allah."
Orang itu menjawab: "Sungguh engkau telah membaca kalimat Ikhlas yang sepenuhnya, wahai Nadhlah. Mudah-mudahan Allah Ta'ala mengharamkan jasadmu masuk neraka."
Setelah Nadhlah selesai melakukan adzan, semua bala tentara berdiri dan bertanya kepada seseorang yang menjawab adzan dari arah gunung itu: "Siapakah engkau, Mudah-mudahan Allah merahmatimu. Apakah engkau malaikat? Apakah penghuni gunung dari bangsa Jin? Atau salah satu dari sekelompok hamba-hamba Allah? Engkau telah memperdengarkan suaramu kepada kami, karena kami-kami ini adalah utusan Allah SWT, utusan Rasulullah SAW, dan juga utusan Umar bin Khattab r.a.,"
Tiba-tiba gunung itu pecah dan mengeluarkan makhluk laksana gilingan (sebab tua usianya) yang telah putih rambut kepala dan janggutnya, mengenakan baju tua dari bulu secara mengucapkan "Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh."
Semua bala tentara menjawab: "Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh." Dan bertanya: "Siapakah engkau? Mudah-mudahan Allah merahmatimu."
Orang itu menjawab: "Nama saya Yarnab bin Yartamila, salah seorang yang mendapatkan wasiat dari seorang hamba yang shalih (Isa bin Maryam). Beliau menyuruhku bertempat di gunung ini dan mendo'akanku berumur panjang sampai masa turun beliau dari langit yang bertugas untuk membunuh babi, memecakan salib, dan membersihkan sesuatu yang dianggap halal oleh orang-orang Nashrani. Oleh karena aku tidak mendapatkan kesempatan bertemu dengan Muhammad SAW, maka sampaikanlah salamku kepada Umar bin Khattab dan katakan kepadanya: 'Wahai Umar, bertindaklah yang benar, dan dekatkan dirimu kepada Allah karena sungguh kiamat telah dekat. Dan beritakan kepadanya beberapa yang aku beritakan kepadamu sekarang. Apabila hal itu telah muncul, maka larilah secepat-cepatnya darinya ;
- Apabila kaum laki-laki sudah merasa puas dengan sesama laki-laki, dan kaum perempuan juga merasa puas dengan sesama perempuan.
- Mereka (manusia) mengaku nasab selain nasab mereka.
- Mereka mengaku sejalur dengan lain jalur mereka.
- Yang tua tidak menyayangi yang muda, dan yang muda tidak menghormati yang tua.
- Perbuatan baik (ma'ruf) ditinggalkan, tidak ada yang memerintahkan.
- Barang mungkar dibiarkan, tidak ada yang melarang.
- Orang pandai mempelajari ilmu, hanya untuk mengumpulkan dinar dan dirham.
- Jarang turun hujan, dan anak berani menyakiti hati orang tuanya.
- Mereka (manusia) sudah suka membangun menara yang tinggi.
- Mereka (manusia) sudah berani menghina mushaf Al-Qur'an.
- Mereka (manusia) senang membangun rumah yang baik dan kokoh.
- Mereka (manusia) senang menuruti hawa nafsunya.
- Mereka (manusia) sudah berani menjual agama dengan dunia.
- Mereka (manusia) menganggap enteng pertumpahan darah, memutuskan hubungan famili, menjual hukum, dan makan riba.
- Kekayaan menjadi suatu kemuliaan.
- Seorang laki-laki keluar dari rumahnya dihormati orang yang lebih baik darinya dengan berdiri.
- Kaum perempuan sudah senang menunggang kuda dan selainnya.
Seselai mengucapkan ini semua, Yarnab bin Yartamila menghilang dari pandangan semua bala tentara. Kemudian Nadhlah berkirim surat tentang sesuatu ajaib yang dilihatnya kepada Sa'ad bin Abi Waqqash, kemudian Sa'ad bin Abi Waqqash berkirim surat kepada Umar bin Khattab.
Setelah surat telah sampai di tangan Umar bin Khattab, ia kemudian membalas surat dari Sa'ad bin Abi Waqqash yang bertuliskan:
"Wahai Sa'ad! Berangkatlah bersama dengan kawan-kawanmu dari sahabat Muhajirin dan Anshar sehingga menduduki gunung itu. Apabila bertemu dengan Yarnab bin Yartamila, maka sampaikanlah salamku kepadanya, karena Rasulullah SAW pernah memberi kabar bahwa sebagian orang-orang yang mendapat wasiat dari Nabi Isa bin Maryam telah menduduki gunung itu searah dengan Negara Irak."
Setelah Sa'ad bin Abi Waqqash menerima perintah dari Umar bin Khattab, ia kemudian berangkat bersama-sama dengan 4.000 bala tentara dari sahabat Muhajirin dan Anshar, dan menduduki gunung tersebut selama empat puluh hari. Setiap kali waktu shalat, ada muadzin yang adzan. Akan tetapi selama itu tidak pernah ada jawaban seperti yang didengar ketika Nadhlah bin Mu'awiyyah mengumandangkan adzan.
Hikmah cerita: Ini adalah salah satu berita yang menunjukkan tanda-tanda dekat datangnya hari kiamat.
Dari ke-17 tanda-tanda yang disampaikan oleh Yarnab bin Yartamila tersebut lebih dari 50% sudah ada di Indonesia sendiri seperti kaum laki-laki ataupun perempuan sudah merasa puas dengan sesama jenisnya, mengaku nasab (turunan) selain nasab mereka, banyak pemuda-pemudi yang senang menuruti hawa nafsu, dan masih banyak yang lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Oleh karena itu, lewat perantara cerita Manusia Berusia Panjang Hidup di Dalam Gunung ini perbanyaklah amal ibadah kepada Allah SWT mulai saat ini agar dapat terselamatkan kelak di hari kiamat dan masuk ke Jannah Allah SWT. Amiinn...
Tambahkan komentar Anda
EmoticonEmoticon