Sabtu, 27 Mei 2017

Tafsir Surat Asy-Syuara Ayat 214-216 Tentang Kewajiban Berdakwah

Tafsir Surat Asy-Syuara Ayat 214-216


1. Redaksi Ayat


وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الأقْرَبِينَ (٢١٤) وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ (٢١٥) فَإِنْ عَصَوْكَ فَقُلْ إِنِّي بَرِيءٌ مِمَّا تَعْمَلُونَ (٢١٦

2. Makna Mufrodat

  1. Kata عَشِيرَتَ atau 'asyirata berarti anggota suku yang terdekat. Ia terambil dari kata 'asyara yang berarti saling bergaul, karena anggota suku yang terdekat tau keluarga adalah orang yang sehari-hari saling bergaul.
  2. Kata الأقْرَبِينَ atau al-aqrabin yang menyifati kata 'asyirah, merupakan penekanan sekaligus guna mengambil hati mereka sebagai orang-orang dekat dari mereka yang terdekat.
  3. Kata جَنَاحَ atau janah, pada mulanya berarti sayap. Yakni sikap dan perilaku seseorang seperti halnya seekor burung yang merendahkan sayapnya saat hendak mendekat dan bercumbu kepada betinanya, atau melindungi anak-anaknya.
  4. Kata اتَّبَعَكَ atau ittiba'aka, mengikutimu yakni dalam melaksanakan tuntunan agama.


3. Terjemah


214. Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat, 215. Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, Yaitu orang-orang yang beriman. 216. Jika mereka mendurhakaimu maka katakanlah: "Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan".

4. Analisa Kandungan Ayat


Ayat ini mengajarkan kepada Rasulullah SAW dan umatnya agar tidak mengenal pilih kasih, atau memberi kemudahan kepada keluarga dalam hal pemberian peringatan. Dalan suatu riwayat dikemukakan bahwa ketika turun ayat wa andzir 'asyiratakal aqrabina (ayat 214) Rasulullah SAW memulai dakwahnya kepada keluarga serumahnya, kemudian keluarga yang terdekat. Mereka adalah Bani Hasyim dan Bani Muthalib, lalu Nabi SAW memberikan peringatan kepada mereka secara terang-terangan. Hal ini menyinggung perasaan kaum muslimin (merasa terabaikan) sehingga Allah SWT menurunkan ayat selanjutnya (ayat 215) sebagai perintah untuk juga memperhatikan kaum muslimin lainnya.

Dakwah pertama setelah diangkatnya Muhammad SAW, sebagai Nabi dan Rasul dipusatkan pada lingkungan keluarga. Islam memandang bahwa keluarga mempunyai peran sentral membina generasi. Bila keluarga itu baik, maka generasi yang dihasilkan juga akan ikut baik pula begitu pula sebaliknya. Keluarga-keluarga ini akan memperbanyak kuantitas dan kualitas generasi yang shalih.

5. Kandungan Hikmah

  • Dakwah adalah kewajiban seluruh manusia mukallaf (yang dibebani hukum), hendaknya dimulai pada diri dan keluarga terdekat.
  • Kewajiban dakwah kepada keluarga terdekat harus dilakukan dengan sebijaksana mungkin, tanpa harus dipaksa dan diintimidasi, karena hidayah iman adalah urusan Allah SWT.
  • Bersikap santun adalah utama, bila berdakwah terutama terhadap orang beriman yang lain.

Artikel Terkait

Salah satu santri TPQ Rahmatul Ihsan yang ingin berbagi pengetahuan di dunia maya.

Tambahkan komentar Anda
EmoticonEmoticon