Kisah Gunung Besar Tergusur Sekejab Mata - Allah SWT adalah haq yang mengatur alam raya ini, jikalau Allah sudah menghendaki, maka tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini.
Selain itu, Allah SWT juga Maha Menerima Taubat bagi para hamba-Nya yang sungguh-sungguh dalam bertaubat. Allah SWT senang kepada orang-orang yang bertaqwa kepada-Nya. Jikalau ada seorang hamba-Nya yang lalai, maka segeralah untuk cepat-cepat bertaubat dan beristghfar kepada Allah.
Seperti halnya cerita yang berjudul Gunung Besar Tergusur Sekejap Mata ini yang mengkisahkan Nabiyullah Khidzir Alaihissalam yang lalai akan suraunya di tepi laut. Setelah Nabi Khidzir sadar, maka ia langsung sesegera mungkin bertaubat kepada Allah SWT. Berikut kisahnya.
Diceritakan bahwasanya Nabi Khidzir r.a., sedang duduk di tepi laut, tiba-tiba datang kepadanya seorang pengemis. Ia berkata kepada Nabi Khidzir: "Aku minta kepadamu, demi Allah, agar engkau memberikan sesuatu kepadaku."
Mendengar perkataan itu, Nabi Khidzir jatuh pingsan. Setelah sadar beliau berkata: "Aku tidak memiliki apa-apa selain diriku, padahal engkau meminta kepadaku dengan haq Allah. Maka aku serahkan diriku kepadamu untuk dijual dan engkau manfaatkan untuk memenuhi kebutuhanmu."
Kemudian pengemis tersebut membawa Nabi Khidzir ke pasar dan menjualnya pada seorang laki-laki yang bernama Saahim bin Arqom. Selanjutnya Saahim membawa Nabi Khidzir pulang ke rumah. Waktu itu Saahim mempunyai kebun yang luas di belakang rumahnya. Kemudian Saahim menyuruh Nabi Khidzir agar mengeduk (menggusur) tanah dari gunung untuk menguruk kebun di belakang rumahnya, seraya menyerahkan alat penggusur kepadanya. Gunung tersebut sebesar 1 Pos x 1 Pos (7500 meter x 7500 meter). Setelah menyerahkan alat penggusur, Saahim pergi untuk mencari kebutuhannya yang lain.
Nabi Khidzir mulai menggusur gunung dan menguruk kebun yang luas di belakang rumah Saahim dengan tanah gusuran dari gunung. Setelah Saahim pulang ke rumah, ia bertanya kepada keluarganya: "Apakah kalian sudah memberi makan kepada si budak?" Mereka menjawab: "Budak yang mana? kami tidak mengetahui ada budak disini."
Kemudian Saahim membawa makanan dan masuk ke tempat Nabi Khidzir. Ia melihat Nabi Khidzir sedang shalat, karena Nabi Khidzir telah menyelesaikan penggusuran gunung seluruhnya. Saahim sangat heran melihat kejadian ini, hampir-hampir ia jatuh pingsan.
Saahim bertanya kepada Nabi Khidzir: "Ceritakan kepadaku siapakah engkau ini?"
"Hamba Allah dan hamba sahayamu," jawab Nabi Khidzir.
Saahim bertanya lagi: "Aku bertanya kepadamu, demi haq Allah, siapakah engkau sebenarnya?"
Mendengar perkataan itu, Nabi Khidzir pingsan sesaat. Setelah sadar, Nabi Khidzir menjawab: "Aku adalah Nabi Khidzir."
Mendengar perkataan itu, Saahim jatuh pingsan. Setelah sadar, Saahim bertaubat dan mohon ampun kepada Allah seraya berdo'a: "Wahai Tuhanku, janganlah Engkau menyiksaku sebab perbuatanku, karena sesungguhnya aku sama sekali tidak tahu kalau seorang budak itu adalah Nabi Khidzir."
Seteah melihat kejadian itu, Nabi Khidzir bersujud dan berdo'a kepada Allah: "Wahai Tuhanku, demi haq-Mu aku menjadi budak, dan demi haq-Mu pula aku merdeka."
Selesai berdo'a, Nabi Khidzir mohon izin kepada Saahim untuk kembali meninggalkannya dan Saahim pun mengizinkan.
Kemudian Nabi Khidzir kembali ke tepi laut. Tiba-tiba beliau melihat ada seorang laki-laki yang berdiri di atas air laut. Laki-laki itu berdo'a: "Wahai Tuhanku, bebaskanlah Nabi Khidzir dari kebudakan dan terimalah taubatnya."
Nabi Khidzir bertanya: "Siapakah engkau wahai laki-laki?"
Laki-laki itu menjawab: "Aku Syaadun."
Nabi Khidzir berkata: "Aku Khidzir."
Syaadun berkata: "Wahai Khidzir! Engkau telah mencari dunia dan engkau jadikan tempat tinggal untuk dirimu."
Baca juga: Kisah Manusia Berusia Panjang yang Hidup di Dalam Gunung
Syaadun berkata seperti itu, sebab Nabi Khidzir mempunyai surau di tepi laut. Apabila ia keluar ke padang belantara, maka ia beribadah kepada Allah disana. Kemudian ia menanam di tempat itu sebuah pohon. Pohon itu tumbuh menjadi besar dan berdaun yang rindang, Nabi Khidzir beribadah kepada Allah di bawah pohon itu.
Ketika Nabi Khidzir sedang bersujud, tiba-tiba ada panggilan: "Wahai Khidzir! Engkau telah memilih dunia atas akhirat. Maka, demi kemuliaan-Ku dan keagungan-Ku, Aku tidak meridhai seseorang yang mencintai dunia."
Nabi Khidzir berkata kepada Syaadun: "Wahai Syaadun! Do'akanlah aku kepada Allah, agar Allah mau menerima taubatku." Kemudian Syaadun berdo'a. Maka Allah menerima taubat Nabi Khidzir sebab do'a dari Syaadun. Wallahu' a'lam..
Hikmah cerita: Ini adalah salah satu dari beberapa kisah perjalanan Nabi Khidzir a.s.
Dari penggalan cerita Gunung Besar Tergusur Sekejab Mata diatas dapat disimpulkan bahwasanya kita tidak boleh mementingkan kehidupan dunia saja, akan tetapi kita juga harus mementingkan kehidupan di akhirat, sebab hanya di dunia inilah kita masih di beri kesempatan untuk mengumpulkan amal sebanyak-banyaknya untuk bekal di akhirat kelak. Semoga termotivasi.
Tambahkan komentar Anda
EmoticonEmoticon