Rabu, 01 Februari 2017

Kisah Seorang Abid Tidak di Terima Amal Ibadahnya Sebab Dua Kurma

Kisah Seorang Tidak di Terima Amal Ibadah Sebab Dua Kurma - Allah telah memerintahkan kepada kita agar memakan makanan yang halal tapi juga baik (Halalan Thoyyiban) dan dapat bermanfaat oleh tubuh kita. Perintah ini juga sudah disejajarkan dengan sikap bertaqwa kepada Allah yang sangat tegas dan jelas dalam Surah Al-Baqarah : 168 yang artinya

'' Wahai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan, karena sesungguhnya syetan itu adalah musuh yang nyata bagimu. ''

Dalam kisah Seorang Abid Tidak di Terima Amal Ibadahnya Sebab Dua Kurma ini menceritakan tentang adanya seorang ahli ibadah (Abid) yang sebelumnya semua ibadahnya selalu diterima oleh Allah. Namun ketika ia mengambil sesuatu yang syubhat, maka amal ibadah yang ia lakukan seperti biasanya menjadi tidak diterima. Berikut kisah lengkapnya!

Cerita Islami: Seorang Abid Tidak di Terima Amal Ibadahnya Sebab Dua Kurma

Diriwayatkan dari Ibrahim bin Ad-ham r.a. (w. 161 H) bahwasnya ia berada di Makkah, bermaksud akan pergi ke Baitul Muqaddas. Ia membeli kurma dari seorang laki-laki sebagai bekal dalam perjalanannya. Ketika ia membayar dan si penjual telah memberikan kurmanya, tiba-tiba ada dua butir kurma yang jatuh ke tanah di antara kedua kakinya. Ia menduga bahwa kedua butir kurma itu termasuk kurma yang di belinya, lalu di ambil dan di makan. Setelah itu, ia keluar dari Makkah menuju Baitul Muqaddas.

Sesampainya di Baitul Muqaddas, ia masuk ke dalam Qubbah as-Shokhro' (sebuah ruangan yang diatasnya di beri kubah, dan di dalamnya terdapat batu besar yang di gunakan landasan Malaikat Jibril dan Nabi Muhammad saw naik ke langit memenuhi panggilan mi'raj)

Petugas yang menjaga Qubbah memperbolehkan orang-orang untuk beribadah di dalamnya pada siang hari dan mengosongkannya pada malam hari, mulai dari setelah shalat Ashar, karena malam harinya di gunakan para Malaikat.

Setelah shalat Ashar, orang-orang yang berada di dalamnya di perintahkan oleh petugas agar keluar, akan tetapi Ibrahim bin Ad-ham masih tetap di dalam, sebab petugas tidak mengetahuinya. Ketika para Malaikat masuk ke dalam Qubbah as-Shokhro', mereka melihat Ibrahim bin Ad-ham seraya berkata: "Disini masih ada manusia!" Salah satu dari mereka berkata: "Dia adalah Ibrahim bin Ad-ham, orang dari kota Khurasan yang terkenal ahli ibadah." Malaikat yang lain menjawab: "Ia adalah orang yang amalnya di terima dan naik ke langit setiap hari." Malaikat yang lain lagi berkata: "Iya, benar! Akan tetapi semenjak setahun ini amal ibadanya masih di tunda, tidak dapat naik ke langit dan do'a-do'anya belum di kabulkan di sebabkan memakan dua butir kurma."

Semalam suntuk para malaikat beribadah didalam Qubah hingga terbit fajar. Setelah subuh petugas membuka pintu kubah, Ibrahim bin Ad-ham keluar dan langsung pergi menuju Makkah untuk minta halal kepada si penjual kurma. Sesampainya di Makkah, ia mendatangi toko penjualan kurma. Di tempat itu ia tidak melihat orang tua penjual kurma yang pernah melayaninya, akan tetapi ia hanya bertemu dengan pemuda yang sedang menjual kurma.

Ibrahim bin Ad-ham bertanya kepadanya: "Pada tahun kemarin ada orang tua yang menjual kurma disini, sekarang ia berada dimana?"

Pemuda menjawab: "Beliau adalah ayahku, dan sudah meninggal."

Ibrahim bin Ad-ham menceritakan segala sesuatu yang terjadi di tahun kemarin.

Pemuda berkata: "Oleh karena ayahku sudah meninggal, maka dua butir kurma itu menjadi barang warisan. Bagianku aku halalkan untukmu, akan tetapi masih ada ahli waris yang lain, yaitu ibu dan saudara perempuanku."

Ibrahim bin Ad-ham bertanya: "Dimana ibu dan saudara perempuanmu sekarang?"

Anak muda menjawab: "Mereka berada di rumah."

Setelah mendengar jawaban pemuda itu, Ibrahim bin Ad-ham langsung pergi mendatangi rumahnya. Sesampainya di depan rumah, ia mengetuk pintu. Kemudian ada wanita tua keluar berjalan dengan memegang tongkat. Ibrahim bin Ad-ham menyampaikan salam kepadanya, dan wanita itu menjawab salam seraya berkata: "Apa keperluanmu datang kemari?" Kemudian Ibrahim bin Ad-ham menceritakan kisahnya. Wanita tua itu menghalalkan apa yang menjadi bagiannya. Kemudian Ibrahim bin Ad-ham melakukan hal seperti itu kepada saudara perempuan anak tersebut.
Setelah selesai meminta halal kepada semua yang bersangkutan, Ibrahim bin Ad-ham menuju Baitul Muqaddas dan masuk kubah. Setelah berada di dalam kubah, masuklah para malaikat, yang satu berkata kepada yang lain: "Inilah Ibrahim bin Ad-ham yang semenjak setahun ini amal ibadanya ditangguhkan dan do'anya tidak di kabulkan. Setelah ia melakukan sesuatu yang berkaitan dengan dua kurma, maka semua amalnya di terima, do'a-do'anya di kabulkan dan Allah mengembalikan derajat kedudukannya seperti semula."

Setelah mendengar perkataan malaikat itu, Ibrahim bin Ad-ham menangis karena sangat gembira serta melakukan puasa yang tidak pernah berbuka kecuali tujuh hari sekali dengan memakan makanan yang halal.

Hikmah cerita: Ini adalah salah satu contoh kekasih Allah yang wira'i, yang meninggalkan sesuatu yang syubhat.

Sungguh betapa pentingnya kita agar menjauhi sesuatu yang hukumnya syubhat. Meski hanya makanan, kisah Seorang Abid Tidak di Terima Amal Ibadahnya Sebab Dua Kurma ini telah memberikan contoh bahwa kita supaya memakan makanan yang halal dan menjauhi sesuatu yang masih belum tentu hukumnya (antara halal dan haram) agar ibadah kita bisa menjadi sempurna. Semoga termotivasi.

Artikel Terkait

Salah satu santri TPQ Rahmatul Ihsan yang ingin berbagi pengetahuan di dunia maya.

1 komentar so far

Bagaimana dengan mereka yang pada korupsi yah,?

Tambahkan komentar Anda
EmoticonEmoticon