Jumat, 19 Mei 2017

Islam Pada Masa Rasulullah SAW di Makkah

Islam Pada Masa Rasulullah SAW di Makkah

Nabi Muhammad dilahirkan dari keluarga bani Hasyim serta dari keluarga terhormat tapi relatif miskin. Nama ayah beliau adalah Abdullah dan ibunya adalah Aminah. Beliau adalah seorang Nabi sekaligus Rasul yang terakhir, lahir pada hari Senin, 12 Rabiul awal tahun gajah. Ketika ibunya masih mengandung, ayahnya Abdullah meninggal dunia. Ketika beliau berusia enam tahun, ibunya Aminah pun meninggal sehingga beliau menjadi yatim piatu. Setelah menjadi yatim piatu, beliau kemudian diasuh oleh kakeknya bernama Abdul Muttholib, namun setelah dua tahun kakeknya meninggal dilanjutkan diasuh oleh pamannya yakni Abu Thalib.

Abu Thalib adalah seorang pedagang yang memperdagangkan dagangannya kepada saudagar kaya bernama Khadijah. Waktu itu Nabi Muhammad SAW mengikuti pamannya berdagang. Ketika akan berdagang ke negeri Syam, di perjalanan Nabi dan pamannya bertemu dengan seorang pendeta bernama Bukhoirah. Pendeta tersebut memberi nasehat agar Abu Thalib selalu menjaga Muhammad dengan baik sebab Bukhoirah melihat sifat ke-Nabian ada pada diri Muhammad. Ketika beliau telah berusia 25 tahun, Siti Khadijah menyukai Rasulullah sehingga beliau dan Siti Khadijah akhirnya menikah.

Pada saat Rasulullah berusia 35 tahun, terjadi peristiwa penting yang memperlihatkan kebijaksanaan Rasulullah SAW, yaitu ketika Ka’bah dalam kondisi rusak berat. Orang-orang Makkah secara serentak bergotong-royong untuk memperbaikinya. Akan tetapi ketika peletakkan Hajar Aswad mereka bertengkar tentang siapa yang lebih berhak memindahkan Hajar Aswad. Akhirnya mereka sepakat bahwa “Barang siapa yang masuk pertama ke Ka’bah melalui pintu Shafa maka dia berhak meletakkan Hajar Aswad tersebut”. Pada waktu itu orang pertama kali yang masuk ke dalam Ka’bah melalui Shafa adalah Rasulullah SAW, akan tetapi dengan kebijaksanaan Rasulullah SAW, Hajar Aswad tersebut diletakkan secara bersama-sama.

Rasulullah SAW disamping tidak pernah berbuat dosa (ma’shum), beliau juga senantiasa beribadah dan berkhalwat di gua Hira. Sehingga pada tanggal 17 Ramadhan, Nabi menerima wahyu pertama kali yaitu surat Al-Alaq ayat 1-5. Pada saat itu pula Nabi dinobatkan sebagai Rasulullah atau utusan Allah SWT kepada seluruh umat manusia untuk menyampaikan risalah-Nya. Ini terjadi ketika beliau berusia 40 tahun.

Setelah sekian lama menunggu wahyu kedua yang tidak muncul, timbul rasa rindu dalam dada Rasulullah SAW. Akan tetapi tak lama kemudian turunlah wahyu yang kedua yaitu surat Al-Muddatsir ayat 1-7. Dengan turunnya surat tersebut mulailah beliau menjalan dakwah. Dakwah pertama yang disampaikan beliau adalah kepada keluarga dan teman-temannya.

Dengan turunnya wahyu ini, maka jelaslah apa yang harus Rasulullah SAW kerjakan dalam menyampaikan risalah-Nya yaitu untuk mengajak umat manusia agar menyembah Allah SWT Yang Maha Esa, yang tidak beranak dan tidak pula diberanakkan serta tiada sekutu bagi-Nya.

Dakwah Rasulullah SAW Secara Sembunyi-Sembunyi


Pada saat wahyu pertama turun, Nabi Muhammad SAW belum diperintah untuk menyeru umat manusia menyembah dan mengesakan Allah SWT. Malaikat Jibril tidak lagi datang untuk beberapa waktu lamanya. Ketika sedang menunggu itulah kemudian turun wahyu yang kedua yakni (QS. Al-Muddatstsir ayat 1-7) yang menjelaskan tentang tugas Rasulullah SAW yaitu menyeru seluruh umat manusia untuk menyembah dan mengesakan Allah SWT.

Dengan adanya perintah tersebut, Rasulullah SAW kemudian mulai berdakwah namun secara sembunyi-sembunyi. Dakwah pertama beliau adalah kepada keluarga dan sahabat-sahabatnya. Orang pertama kali yang beriman kepada-Nya ialah Siti Khadijah (istri Nabi), disusul dengan Ali bin Abi Thalib (putra paman Nabi) dan juga Zaid bin Haritsah (budak Nabi yang dijadikan anak angkat). Setelah itu beliau menyeru Abu Bakar (sahabat karib Nabi). Kemudian dilanjutkan dengan perantaraan Abu Bakar banyak orang-orang yang masuk Islam.

Dakwah Rasulullah SAW Secara Terang-Terangan


Tiga tahun lamanya Rasulullah SAW melakukan dakwah secara rahasia. Kemudian turunlah firman Allah SWT, surat Al-Hijr ayat 94 yang menjelaskan tentang perintah agar Rasulullah berdakwa secara terang-terangan dan tidak lagi sembunyi-sembunyi. Pertama kali seruan yang bersifat umum ini beliau tujukan pada kerabatnya, kemudian masyarakat Makkah baik dari golongan bangsawan, hartawan maupun hamba sahaya.

Setelah itu pada kabilah-kabilah Arab dari berbagai daerah yang datang ke Makkah untuk mengerjakan haji. Sehingga lambat laun banyak orang Arab yang masuk Agama Islam (Alhamdulillah). Demikianlah perjuangan Rasulullah Muhammad SAW dengan para sahabat untuk meyakinkan penduduk Makkah bahwa agama Islam-lah yang benar dan berasal dari Allah SWT, akan tetapi kebanyakan orang-orang kafir Quraisy di Mekkah menentang ajaran Nabi Muhammad SAW tersebut.

Dengan adanya dakwah Rasulullah secara terang-terangan kepada seluruh masyarakat Makkah, maka banyak penduduk Makkah yang mengetahui isi dan kandungan Al-Qur’an yang sangat hebat, memiliki bahasa yang terang (fasihat) serta menarik. Sehingga lambat laun banyak orang Arab yang masuk Agama Islam. Dengan usaha dan upaya yang dikerahkan akhirnya pengikut Nabi Muhammad SAW bertambah sehingga membuat pemimpin kafir Quraisy yang tidak suka bila Agama Islam menjadi besar dan kuat. Mereka (pemimpin kafir Quraisy) berusaha keras untuk menghalangi dakwah Nabi dengan melakukan penyiksaan-penyiksaan terhadap orang mukmin.

Banyak hal yang dilakukan para pemimpin Quraisy untuk mencegah dakwah Nabi. Pada mulanya mereka mengira bahwa kekuatan Nabi terletak pada perlindungan dan pembelaan Abu Thalib. Mereka mengancam dan menyuruh Abu Thalib untuk memilih dengan menyuruh Nabi berhenti berdakwa atau menyerahkannya pada orang kafir Quraisy. Karena cara–cara diplomatik dan bujuk rayu gagal dilakukan, akhirnya para pemimpin Quraisy melakukan tindakan fisik yang sebelumnya memang sudah dilakukan namun semakin ditingkatkan. Apabila orang Quraisy tahu bahwa dilingkungannya ada yang masuk Islam, maka mereka melakukan tindakan kekerasan semakin intensif lagi. Mereka menyuruh orang yang masuk Islam meskipun anggota keluarga sendiri atau hamba sahaya untuk di siksa supaya kembali kepada agama sebelumnya (murtad).

Kekejaman yang dilakukan oleh peduduk Mekkah terhadap kaum muslimin mendorong Nabi SAW untuk mengungsikan sahabat–sahabatnya keluar Makkah. Sehingga pada tahun ke 5 kerasulan Nabi Muhammad SAW menetapkan Habsyah (Etiophya) sebagai negeri tempat untuk mengungsi, karena rajanya pada saat itu sangat adil. Namun kafir Quraisy tidak terima dengan perlakuan tersebut, maka mereka berusaha menghalangi hijrah ke Habsyah dengan membujuk raja Habsyah agar tak menerima kaum muslimin, namun gagal.

Ditengah-tengah sengitnya kekejaman itu dua orang kuat Quraisy masuk Islam yaitu Hamzah dan Umar bin khattab sehingga memperkuat posisi umat Islam. Hal ini memperkeras reaksi kaum Quraisy Mereka menyusun strategi baru untuk melumpuhkan kekuatan Muhammad SAW yang bersandar pada perlindungan Bani Hasyim. Cara yang ditempuh adalah pemboikotan. Mereka memutuskan segala bentuk hubungan dengan suku ini. Persetujuan dilakukan dan ditulis dalam bentuk piagam dan disimpan dalam ka’bah. Akibatnya Bani Hasyim mengalami kelaparan, kemiskinan dan kesengsaraan yang tiada bandingnya. Hal ini terjadi pada tahun ke –7 ke Nabian dan berlangsung selama 3 tahun yang merupakan tindakan paling menyiksa dan melemahkan umat Islam.

Pemboikotan ini berhenti setelah para pemimpin Quraisy sadar terhadap tindakan mereka yang terlalu. Namun selang beberapa waktu Abu Thalib meninggal Dunia, tiga hari kemudian istrinya, Siti Khodijah pun wafat. Tahun itu merupakan tahun kesedihan bagi Nabi (Amul Huzni). Sepeninggal dua orang pendukung tersebut kaum Quraisy tak segan–segan melampiaskan amarahnya. Karena kaum Quraisy tersebut Nabi berusaha menyebarkan Islam keluar kota, namun Nabi malah di ejek, di sorak bahkan dilempari batu hingga terluka di bagian kepala dan badan.

Untuk menghibur Nabi, maka pada tahun ke –10 keNabian, Allah mengisra’mi’rajkannya. Berita ini sangat menggemparkan masyarakat Makkah. Bagi orang kafir hal itu dijadikan sebagai propaganda untuk mendustakan Nabi, namun bagi umat Islam itu merupakan ujian keimanan. Setelah peristiwa ini dakwah Islam menemui kemajuan, sejumlah penduduk Yastrib datang ke Makkah untuk berhaji, mereka terdiri dari suku Khozroj dan Aus yang masuk Islam dalam tiga golongan:
  1. Pada tahun ke 10 keNabian. Hal ini berawal dari pertikaian antara suku Aus dan Khozroj, dimana mereka mendambakan suatu perdamaian.
  2. Pada tahun ke -12 keNabian. Delegasi Yastrib (10 orang suku Khozroj, 2 orang Aus serta seorang wanita) menemui Nabi disebuah tempat yang bernama Aqabah dan melakukan ikrar kesetiaan yang dinamakan perjanjian Aqabah pertama. Mereka kemudian berdakwah dengan di temani seorang utusan Nabi yaitu Mus’ab bin Umar.
  3. Pada musim haji berikutnya. Jama’ah haji Yastrib berjumlah 73 orang, atas nama penduduk Yastrib mereka meminta Nabi untuk pindah ke Yastrib, mereka berjanji untuk membelah Nabi, perjanjian ini kemudian dinamakan Perjanjian Bai’ah Aqabah II.

Setelah mengetahui perjanjian tersebut, orang kafir Quraisy melakukan tekanan dan intimidasi secara lebih gila lagi terhadap kaum muslimin. Karena hal inilah, akhirnya Nabi memerintahkan sahabat-sahabatnya untuk hijrah ke Yastrib. Dalam waktu dua bulan, kurang lebih 150 orang telah meninggalkan kota Makkah. Hanya Ali dan Abu Bakar yang tetap bersama Nabi, akhirnya ia pun hijrah ke Yastrib bersama mereka karena kafir Quraisy sudah merencanakan pembunuhan terhadap Nabi SAW.

Adapun cara-cara yang dilakukan orang Quraisy dalam melancarkan permusuhan terhadap Rasulullah SAW dan pengikutnya sebagai berikut:
  • Melawan Al-Qur’an dengan dongeng-dongeng orang-orang terdahulu.
  • Mengejek ajaran Nabi, membangkitkan keraguan, menyebarkan anggapan-anggapan yang menyangsikan ajaran Nabi.
  • Menyodorkan beberapa tawaran pada orang Islam yang mau menukar keimanannya dengan kepercayaan orang kafir Quraisy.
  • Mengejek, menghina dan menertawakan orang-orang Muslim dengan maksud melecehkan kaum muslimin.

Menurut Syalabi dalam Zuhairini ada lima faktor yang menyebabkban orang-orang kafir Quraisy berusaha menghalangi dakwah Islam yaitu :
  1. Pemahat dan penjual patung menganggap Islam sebagai penghalang rezeki mereka.
  2. Nabi Muhammad SAW menyerukan persamaan antara bangsawan dan hamba sahaya.
  3. Orang kafir Quraisy tidak dapat membedakan antara keNabian dan kekuasaan.
  4. Para pemimpin Quraisy tidak dapat menerima adanya hari kebangkitan kembali dan hari pembalasan di akhirat.
  5. Taklid pada nenek moyang adalah kebiasaan yang berakar pada bangsa Arab.

Sumber : https://muhlis.files.wordpress.com/2007/08/islam_masa-muhammad.pdf

Artikel Terkait

Salah satu santri TPQ Rahmatul Ihsan yang ingin berbagi pengetahuan di dunia maya.

Tambahkan komentar Anda
EmoticonEmoticon