Kamis, 08 Desember 2016

Kisah Seorang Baduwi Menjadi Teman Nabi SAW di Surga

Kisah Seorang Baduwi Menjadi Teman Nabi SAW di Surga - Pada dasarnya, suku Badwi atau Badawi (بدوي) adalah suatu kelompok pengembara yang ada di Jazirah Arab. Sebagaimana suku-suku pengembara yang lain, suku Baduwi berpindah dari satu tempat ke tempat lain sembari dengan menggembala kambing. (Dikutip dari Wikipedia)

Pada suatu masa, Rasulullah SAW pernah bekerja pada salah seorang Baduwi untuk menimba air. Pada waktu itu, tali yang digunakan Rasulullah untuk menimba terputus dan si Baduwi kemudian marah-marah sembari menampar wajah Rasulullah. Karena kesantunan beliau, akhirnya si Baduwi sadar bahwa seseorang yang dia tampar adalah Nabi Muhammad SAW. Oleh karena ia takut akan siksa Allah, akhirnya ia memotong tangannya sendiri.

Berbeda dengan kisah Seorang Baduwi Menjadi Teman Nabi SAW di Surga ini, dalam cerita ini memperliharkan bukti keimanan seorang Baduwi terhadap Rasulullah SAW. Oleh karena bukti kecintaannya terhadap Nabi SAW begitu besar, akhirnya Allah melepaskan tuntutannya dan di jamin masuk surga bersama Nabi SAW. Untuk lebih jelas, berikut kisahnya.

Cerita Islami: Seorang Baduwi Menjadi Teman Nabi SAW di Surga - Pada dasarnya, suku Badwi atau Badawi (بدوي) adalah suatu kelompok pengembara yang ada di Jazirah Arab. Sebagaimana suku-suku pengembara yang lain, suku Baduwi berpindah dari satu tempat ke tempat lain sembari dengan menggembala kambing. (Dikutip dari Wikipedia)  Pada suatu masa, Rasulullah SAW pernah bekerja pada salah seorang Baduwi untuk menimba air. Pada waktu itu, tali yang digunakan Rasulullah untuk menimba terputus dan si Baduwi kemudian marah-marah sembari menampar wajah Rasulullah. Karena kesantunan beliau, akhirnya si Baduwi sadar bahwa seseorang yang dia tampar adalah Nabi Muhammad SAW. Oleh karena ia takut akan siksa Allah, akhirnya ia memotong tangannya sendiri.  Berbeda dengan kisah Seorang Baduwi Menjadi Teman Nabi SAW di Surga ini, dalam cerita ini memperliharkan bukti keimanan seorang Baduwi terhadap Rasulullah SAW. Oleh karena bukti kecintaannya terhadap Nabi SAW begitu besar, akhirnya Allah melepaskan tuntutannya dan di jamin masuk surga bersama Nabi SAW. Untuk lebih jelas, berikut kisahnya.   Diriwayatkan bahwasanya Nabi Muhammad SAW sedang melakukan thawaf. Tiba-tiba beliau mendengar seorang Baduwi berkata: "Ya Karim (wahai Tuhan yang Maha Mulia)."  Nabi SAW berkata di belakangnya: "Ya Karim."  Baduwi berjalan menuju rukun Yamani dan berkata: "Ya Karim."  Nabi SAW berkata di belakangnya: "Ya Karim."  Baduwi berjalan menuju Talang Emas seraya berkata: "Ya Karim."  Nabi SAW berkata di belakangnya: "Ya Karim."  Baduwi menoleh kepada Nabi SAW seraya berkata: "Wahai laki-laki yang cerah wajahnya dan indah tinggi tubuhnya, apakah engkau menghinaku, karena aku seorang Baduwi? Demi Allah, seandainya bukan karena kecerahan wajahmu dan keindahan tubuhmu, niscaya akan aku laporkan kepada kekasihku, Muhammad SAW."  Nabi SAW seraya berkata: "Apakah engkau sudah kenal dengan kekasihmu, Nabi Muhammad SAW?" (beliau mengatakan itu sambil tersenyum).  Baduwi menjawab: "Belum, aku belum mengenalinya."  Nabi SAW seraya bertanya: "Bagaimana imanmu kepadanya?"  Baduwi menjawab: "Aku telah beriman (memperayai) kenabiannya, namun belum pernah melihatnya. Aku membenarkan kerasulannya, namun belum pernah bertemu dengannya."  Nabi SAW seraya berkata: "Wahai orang Baduwi, sesungguhnya aku adalah Nabimu di dunia dan penolongmu di akhirat."  Ketika orang Baduwi mendengar perkataan itu, kemudian maju dan mencium kedua telapak kaki Rasulullah SAW."  Nabi SAW berkata: "Jangan melakukan seperti itu, wahai saudaraku! Janganlah engkau melakukan sesuatu terhadapku seperti orasng-orang asing melakukan sesuatu terhadap raja-raja mereka, karena sesungguhnya Allah mengutusku tidak bersifat sombong dan congkak. Akan tetapi mengutusku dengan membawa kebenaran, membawa berita yang menggemberikan dan berita yang menakutkan."  Ketika itu turunlah Malaikat Jibril kepada Nabi SAW seraya berkata: "Wahai Muhammad, Allah menyampaikan salam kepadamu dan mengistimewakanmu dengan kehormatan dan kemuliaan. Allah berpesan kepadamu agar engkau berkata kepada orang Baduwi: 'Janganlah engkau tertipu dengan kemuliaan Allah dan kesantunan-Nya, karena di Hari Kiamat Allah akan menghisab (menuntut) amal perbuatanmu yang sedikit maupun yang banyak dan perbuatan sekecil apapun.'"  Baduwi bertanya: "Ya Rasulullah! Apakah Tuhanku akan menuntut aku?"  Nabi SAW menjawab: "Iya, Tuhanmu akan menuntutmu, Insya Allah."  Baduwi berkata: "Demi kemuliaan Allah dan keagungan-Nya. Apabila Allah menuntut aku, aku pun akan menuntut-Nya."  Nabi SAW bertanya: "Wahai saudaraku! Dengan apa engkau menuntut Tuhanmu?"  Baduwi menjawab: "Apabila Tuhanku menuntut aku karena dosa-dosaku, maka aku akan menuntut pengampunan-Nya. Dan apabila Tuhanku menuntut aku karena kemaksiatanku, maka aku akan menuntut kemaafan-Nya. Dan apabila Tuhanku menuntuku karena sifat kikirku, maka aku akan menuntut kedermawan-Nya."  Mendengar perkataan itu, Nabi SAW menangis sehingga air matanya membasahi janggutnya. Kemudian turunlah Malaikat Jibril seraya berkata: "Wahai Muhammad! Allah menyampaikan salam kepadamu dan bersabda: 'Wahai Muhammad! Kurangilah tangismu karena malaikat-malaikat penyangga 'arsy telah memancarkan sinar bacaan tasbih mereka. Dan katakanlah kepada saudaramu, Baduwi: Janganlah engkau menuntut Allah karena Allah tidak akan menuntutmu, sebab engkau adalah temanku besok di surga.'"  Hikmah cerita: Ini adalah salah satu contoh kemuliaan orang yang kuat imannya dan mendalam cintanya kepada Nabi Muhammad SAW.  Setelah membaca kisah Seorang Baduwi Menjadi Teman Nabi SAW di Surga diatas, semoga kita senantiasa ditambah lagi keimanan kita terkhusus iman kepada Nabi Muhammad SAW. Dan cara yang paling mudah untuk mempraktekkannya adalah dengan gemar membaca sholawat kepada Nabi Muhammad SAW.

Diriwayatkan bahwasanya Nabi Muhammad SAW sedang melakukan thawaf. Tiba-tiba beliau mendengar seorang Baduwi berkata: "Ya Karim (wahai Tuhan yang Maha Mulia)."

Nabi SAW berkata di belakangnya: "Ya Karim."

Baduwi berjalan menuju rukun Yamani dan berkata: "Ya Karim."

Nabi SAW berkata di belakangnya: "Ya Karim."

Baduwi berjalan menuju Talang Emas seraya berkata: "Ya Karim."

Nabi SAW berkata di belakangnya: "Ya Karim."

Baduwi menoleh kepada Nabi SAW seraya berkata: "Wahai laki-laki yang cerah wajahnya dan indah tinggi tubuhnya, apakah engkau menghinaku, karena aku seorang Baduwi? Demi Allah, seandainya bukan karena kecerahan wajahmu dan keindahan tubuhmu, niscaya akan aku laporkan kepada kekasihku, Muhammad SAW."

Nabi SAW seraya berkata: "Apakah engkau sudah kenal dengan kekasihmu, Nabi Muhammad SAW?" (beliau mengatakan itu sambil tersenyum).

Baduwi menjawab: "Belum, aku belum mengenalinya."

Nabi SAW seraya bertanya: "Bagaimana imanmu kepadanya?"

Baduwi menjawab: "Aku telah beriman (memperayai) kenabiannya, namun belum pernah melihatnya. Aku membenarkan kerasulannya, namun belum pernah bertemu dengannya."

Nabi SAW seraya berkata: "Wahai orang Baduwi, sesungguhnya aku adalah Nabimu di dunia dan penolongmu di akhirat."

Ketika orang Baduwi mendengar perkataan itu, kemudian maju dan mencium kedua telapak kaki Rasulullah SAW."

Nabi SAW berkata: "Jangan melakukan seperti itu, wahai saudaraku! Janganlah engkau melakukan sesuatu terhadapku seperti orasng-orang asing melakukan sesuatu terhadap raja-raja mereka, karena sesungguhnya Allah mengutusku tidak bersifat sombong dan congkak. Akan tetapi mengutusku dengan membawa kebenaran, membawa berita yang menggemberikan dan berita yang menakutkan."

Ketika itu turunlah Malaikat Jibril kepada Nabi SAW seraya berkata: "Wahai Muhammad, Allah menyampaikan salam kepadamu dan mengistimewakanmu dengan kehormatan dan kemuliaan. Allah berpesan kepadamu agar engkau berkata kepada orang Baduwi: 'Janganlah engkau tertipu dengan kemuliaan Allah dan kesantunan-Nya, karena di Hari Kiamat Allah akan menghisab (menuntut) amal perbuatanmu yang sedikit maupun yang banyak dan perbuatan sekecil apapun.'"

Baduwi bertanya: "Ya Rasulullah! Apakah Tuhanku akan menuntut aku?"

Nabi SAW menjawab: "Iya, Tuhanmu akan menuntutmu, Insya Allah."

Baduwi berkata: "Demi kemuliaan Allah dan keagungan-Nya. Apabila Allah menuntut aku, aku pun akan menuntut-Nya."

Nabi SAW bertanya: "Wahai saudaraku! Dengan apa engkau menuntut Tuhanmu?"

Baduwi menjawab: "Apabila Tuhanku menuntut aku karena dosa-dosaku, maka aku akan menuntut pengampunan-Nya. Dan apabila Tuhanku menuntut aku karena kemaksiatanku, maka aku akan menuntut kemaafan-Nya. Dan apabila Tuhanku menuntuku karena sifat kikirku, maka aku akan menuntut kedermawan-Nya."

Mendengar perkataan itu, Nabi SAW menangis sehingga air matanya membasahi janggutnya. Kemudian turunlah Malaikat Jibril seraya berkata: "Wahai Muhammad! Allah menyampaikan salam kepadamu dan bersabda: 'Wahai Muhammad! Kurangilah tangismu karena malaikat-malaikat penyangga 'arsy telah memancarkan sinar bacaan tasbih mereka. Dan katakanlah kepada saudaramu, Baduwi: Janganlah engkau menuntut Allah karena Allah tidak akan menuntutmu, sebab engkau adalah temanku besok di surga.'"
Hikmah cerita: Ini adalah salah satu contoh kemuliaan orang yang kuat imannya dan mendalam cintanya kepada Nabi Muhammad SAW.

Setelah membaca kisah Seorang Baduwi Menjadi Teman Nabi SAW di Surga diatas, semoga kita senantiasa ditambah lagi keimanan kita terkhusus iman kepada Nabi Muhammad SAW. Dan cara yang paling mudah untuk mempraktekkannya adalah dengan gemar membaca sholawat kepada Nabi Muhammad SAW.

Artikel Terkait

Salah satu santri TPQ Rahmatul Ihsan yang ingin berbagi pengetahuan di dunia maya.

Tambahkan komentar Anda
EmoticonEmoticon