Selasa, 22 November 2016

Kisah Tangan Seorang Baduwi Dipotong Sendiri Sebab Menampar Wajah Nabi SAW

Kisah Tangan Seorang Baduwi Dipotong Sendiri Sebab Menampar Wajah Nabi SAW - Sebagai orang muslim, kita wajib berusaha untuk selalu tabah dan sabar ketika ada cobaan menimpa kita. Jikalau cobaan itu dirasa terlalu berat, hal itu tidaklah benar, sebab Allah SWT tidak akan menurunkan ujian kepada seorang hamba diluar batas kemampuannya.

Dan kisah Tangan Seorang Baduwi Dipotong Sendiri Sebab Menampar Wajah Nabi SAW ini menceritakan tentang ujian dari Allah yang ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW. Pada waktu itu beliau diuji melalui seorang Baduwi yang menganggap bahwa Nabi SAW telah melakukan kesalahan dalam bekerja, sehingga beliau di tampar oleh orang Baduwi tersebut. Berikut kisah lengkapnya!

Cerita Islami: Tangan Seorang Baduwi Dipotong Sendiri Sebab Menampar Wajah Nabi SAW

Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a., bahwasanya ia berkata:

Pada suatu hari Nabi Muhammad SAW masuk ke rumah tempat tinggal putrinya, Fatimah radhiyallahu anha. Kemudian Fatimah melaporkan kepada beliau tentang kelaparan yang menimpa keluarganya sambil berkata: "Wahai Ayahku! Kami sudah selama tiga hari tidak mencicipi makanan sama sekali."

Mendengar laporan itu, Rasulullah membuka baju memperlihatkan perutnya, ternyata ada batu yang diikat pada perutnya untuk menahan lapar seraya bersabda: "Wahai Fatimah! Kalau engkau dan keluargamu tidak makan selama tiga hari, maka Ayahmu juga tidak makan selama empat hari."

Kemudian Nabi SAW keluar dari rumah Fatimah sambil berkata: "Aduh...! Susahku melihat cucuku Hasan dan Husain dalam kelaparan." Beliau terus berjalan sehingga keluar dari jalan raya di kota Madinah dan berjalan terus, hingga akhirnya bertemu dengan seorang Baduwi yang menimba air dari dalam sumur untuk menyirami pohon-pohon kurma.

Nabi SAW berhenti dan mendekati seorang Baduwi, dimana ia tidak tahu bahwa orang yang datang mendekatinya adalah Nabi Muhammad SAW. Kemudian Nabi SAW bertanya: "Wahai Baduwi! Adakah engkau mau menerima seseorang yang menjadi buruhmu?"

"Iya, aku mau menerimanya," jawab si Baduwi.

"Engkau menerima buruh untuk mengerjakan apa?" tanya Nabi SAW.

"Menimba air dari sumur ini untuk menyiram pohon-pohon kurma," jawab si Baduwi.

Kemudian Baduwi menyerahkan timba kepada Nabi SAW, dan Nabi SAW kemudian menimba air dari sumur satu timba dan Baduwi menyerahkan tiga butir kurma kepada Nabi SAW. Nabi SAW langsung memakan tiga kurma itu di tempat, dan kemudian menimba lagi satu timba demi satu timba sampai delapan timba.

Pada saat akan menimba yang ke sembilan, tiba-tiba talinya putus dan timbanya pun terjatuh ke dalam sumur. Nabi SAW berhenti menimba dan merasa bingung. Kemudian seorang Baduwi itu datang sambil marah-marah dan menampar wajah Nabi SAW serta memberikan 24 butir kurma sebagai ongkos pekerjaan Nabi SAW menimba sampai delapan timba.

Nabi SAW menerima pemberian itu dan mengambil timba dari sumur dengan tangan Beliau yang mulia, seraya menyerahkan timba itu kepada si Baduwi dan pergi meninggalkannya. Ketika Nabi SAW sudah pergi, si Baduwi berfikir sesaat, karena melihat perilaku laki-laki itu yang sangat halus dan mulia. Maka si Baduwi mengerti bahwa laki-laki itu sesungguhnya adalah Nabi Muhammad SAW.

Lalu si Baduwi mengambil berang dan memotong tangan kanannya yang telah menampar wajah Nabi SAW. Lalu dia terjatuh dan pingsan. Tiba-tiba ada rombongan penunggang unta yang lewat di tempat itu. Setelah melihat ada seseorang yang tergeletak, mereka turun dari kendaraan dan menyiramnya dengan air sehingga si Baduwi sadar.

Mereka bertanya: "Apa yang menimpa dirimu?"

Baduwi menjawab: "Aku telah menampar wajah seseorang, kemudian aku menduga bahwa orang itu adalah Nabi Muhammad. Oleh karena aku takut siksaan yang akan menimpa diriku, maka aku potong tanganku yang telah menamparnya."

Kemudian si Baduwi mengambil tangan kanannya yang telah putus dengan tangan kirinya dan berangkat menuju masjid. Ia berteriak-teriak: "Wahai para sahabat Muhammad! Dimana Muhammad?"

Waktu itu Abu Bakar, Umar dan Utsman sedang duduk di masjid. Mereka bertanya kepada si Baduwi: "Mengapa engkau bertanya dimana Muhammad?"

Baduwi menjawab: "Aku mempunyai hajat untuk bertemu Muhammad."

Kemudian datanglah Salman al-Farisi dan memegang tangan si Baduwi menuntun ke rumah Fatimah. Memang pada saat itu ketika Nabi Muhammad SAW sudah menerima buah kurma dari si Baduwi, Beliau kemudian datang ke rumah Fatimah dan memangku Hasan di atas pahanya yang kanan dan Husain di atas pahanya yang kiri dan menyuapi keduanya dengan kurma yang diperoleh.

Pada waktu itu pula si Baduwi memanggil: "Wahai Muhammad..., Wahai Muhammad...,!" Nabi berkata kepada Fatimah: "Coba engkau lihat, wahai Fatimah! Siapa yang memanggil-manggil di depan pintu?"

Kemudian Fatimah pergi dan membuka pintu, tiba-tiba ia melihat seorang Baduwi yang memegang tangan kanannya yang putus dengan tangan kirinya, dimana tangan itu masih menetaskan darah. Fatimah kembali dan memberi kabar kepada Nabi SAW tentang apa yang dilihatnya. Kemudian Nabi SAW berdiri dan keluar dari rumah. Ketika si Baduwi melihatnya, ia berkata: "Wahai Muhammad! Ampuni aku, karena waktu itu aku tidak mengerti bahwa laki-laki itu adalah engkau."
Baca juga: Kisah Wanita Dibakar di Dalam Tungku, Selamat Bahkan Bertambah Cantik
Nabi bertanya: "Kenapa engkau memotong tanganmu sendiri?"

Si Baduwi menjawab: "Aku tidak suka bila tangan yang telah menampar wajahmu tetap berada pada diriku."

Nabi SAW bersabda: "Masuklah Islam, engkau akan selamat!"

Si Baduwi menjawab: "Wahai Muhammad! Kalau memang benar engkau ini Nabi, maka sembuhkanlah tanganku!"

Kemudian Nabi SAW mengambil tangan si Baduwi yang telah putus dan menempelkan di tempatnya kemudian mengusapnya dengan tangannya yang mulia dan meniupnya sambil membaca: "Bismillah," maka tangan itu menjadi utuh kembali dan sembuh seketika dengan izin Allah SWT. Setelah melihat kejadian luar biasa itu, akhirnya si Baduwi mau masuk Islam. Alhamdulullah...

Hikmah cerita: Ini adalah contoh:
  1. Betapa besar kasih sayang Nabi Muhammad SAW kepada keluarga dan umatnya.
  2. Betapa sabar dan sifat santun Nabi Muhammad SAW ketika disakiti orang lain.
  3. Nabi Muhammad SAW tidak pernah marah kepada siapapun dalam kondisi apapun yang menyakiti dirinya.
  4. Salah satu mukjizat Nabi Muhammad SAW dari beberapa mukjizatnya.
Setelah membaca kisah Tangan Seorang Baduwi Dipotong Sendiri Sebab Menampar Wajah Nabi SAW diatas, akankah Anda masih ragu dengan Islam? Semoga saja tidak.

Rasulullah SAW adalah orang istimewa pilihan langsung dari Allah SWT, beliau terlahir dalam keadaan suci (sudah di khitan) dan mampu berbicara "Ummati...,! Ummati...,!" ketika baru lahir. Oleh karena itu lah, beliau berupakan satu-satunya contoh manusia yang patut kita anut dan setiap ucapan, perilaku ataupun persetujuannya merupakan hadits.

Artikel Terkait

Salah satu santri TPQ Rahmatul Ihsan yang ingin berbagi pengetahuan di dunia maya.

Tambahkan komentar Anda
EmoticonEmoticon