Kamis, 27 April 2017

Pemuda Berbicara dengan Jari-Jemarinya

Seorang muslim hendaknya selalu menjaga seluruh anggota tubuhnya agar berbuat kebajikan dan menjauhi segala hal yang dilarang oleh Allah SWT. Salah satu dari anggota tubuh yang sangat sulit untuk dijaga adalah lisan. Lisan adalah raja atas seluruh anggota tubuh. Semua tunduk dan patuh terhadapnya. Jika ia lurus, niscaya semua anggota tubuh juga ikut lurus. Namun jika ia berbelok, maka berbeloklah semua anggota tubuh.

Lisan bagi setiap muslim sangatlah penting, sehingga lisan dikaitkan dengan iman yang lurus. Lisan seolah-olah bisa menembus apa yang tidak bisa ditembus oleh benda tajam, sebab jika lisan tersebut sekali terucap maka tidak bisa dipungkiri untuk dapat menariknya kembali.

Seperti halnya dengan kisah yang berjudul Pemuda Berbicara dengan Jari-Jemarinya ini yang menceritakan adanya seorang pemuda yang sangat berhati-hati dalam menjaga lisannya, sehingga berbicara pun ia hanya menggunakan jari-jemarinya kemudian ditulis diatas tanah. Berikut kisahnya.

Pemuda Berbicara dengan Jari-Jemarinya

Diceritakan dari Dzin Nun al-Mishri bin Ibrahim al-Mishri (157-245 H) rahimahullah, beliau berkata: 

"Pada suatu hari aku berjalan di pertamanan yang menghijau, subur dan indah. Tiba-tiba aku melihat pemuda yang sedang shalat di bawah pohon apel. Aku tidak tahu bahwa dia sedang melakukan shalat. Aku membaca salam kepadanya, akan tetapi dia tidak menjawab salam dariku. Aku ulangi lagi salam itu berkali-kali, kemudian ia mempercepat shalatnya. Selesai shalat, ia menggerakkan jari-jarinya menulis sebuah syair diatas tanah yang artinya:

*Lisanku dilarang untuk berbicara.*
*Karena lisan itu menyebabkan kehinaan bahkan malapetaka.*
*Apabila kamu berbicara, maka berdzikirlah kepada Tuhan.*
*Jangan sampai kamu lupa untuk menyebut dan memuji-Nya setiap saat.*

Dzin Nun berkata: "Setelah aku membaca syair itu, aku menangis dalam waktu yang lama. Kemudian aku menulis syair dengan jari-jariku diatas tanah yang artinya:

*Tiada seseorang yang menulis melainkan akan mendapat ujian.*
*Sedangkan masa akan mengabadikan apapun yang ditulis dengan tangannya.*
*Maka janganlah engkau menulis dengan tanganmu sesuatu.*
*Selain sesuatu yang menggembirakan di hari kiamat ketika engkau melihat.*

Ketika ia membaca tulisanku, maka ia menjerit dengan sangat keras dan kemudian meninggal. Aku ingin merawatnya, akan tetapi tiba-tiba ada panggilan: "Siapapun tidak boleh mengurusnya kecuali para malaikat."

Kemudian aku berjalan menuju suatu pohon dan melakukan shalat beberapa rakaat dibawahnya. Setelah itu aku melihat tempat jenazahnya, ternyata aku tidak melihat sama sekali bekas dan beritanya. Maha Suci Allah Maha Pengasih dan Pemberi anugerah kepada para hamba-Nya dengan apapun yang telah menjadi kehendak-Nya.

Hikmah cerita yang bisa dipetik: Ini adalah salah satu contoh keutamaan perbuatan dalam menjaga lisan.

Dari kisah Pemuda Berbicara dengan Jari-Jemarinya diatas semoga dapat memberi motivasi kepada kita semua agar selalu berhati-hati dalam berbicara baik kepada orang tua, teman maupun orang dibawah umur.

Baca juga:

Artikel Terkait

Salah satu santri TPQ Rahmatul Ihsan yang ingin berbagi pengetahuan di dunia maya.

Tambahkan komentar Anda
EmoticonEmoticon