Minggu, 23 Oktober 2016

Akhlak Berpakaian Menurut Islam (Ulasan Lengkap)

Akhlak Berpakaian Menurut Islam (Ulasan Lengkap)

Pengertian Pakaian

Pengertian pakaian menurut definisi Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu barang yang dikenakan (baju, celana dan sebagainya). Kemudian istilah ini dipersamakan dengan busana. Istilah busana awalnya berasal dari bahasa sansekerta yakni bhusana yang memiliki konotasi pakaian yang bagus atau indah. Yang dimaksud bagus disini adalah pakaian yang serasi, harmonis, enak di pandang, selaras, dan cocok dengan pemakainya. Dengan demikian pakaian dapat diartikan sebagai busana pokok yang digunakan untuk menutupi bagian-bagian tubuh.

Al-Qur'an paling tidak menggunakan tiga istilah untuk pakaian yaitu, libas, tsiyab, dan sarabil. Kata libas yang digunakan Al-Qur'an adalah untuk menunjukkan busana lahir maupun batin. Arti kata Libas pada mulanya yaitu apa pun yang ditutup. Fungsi ini amat sangat jelas, yakni sebagai alat penutup tubuh. Kata tsiyab yang terambil dari akar kata tsaub yang berarti kembali, yakni kembalinya sesuatu pada keadaan awal, atau pada keadaan yang seharusnya sesuai dengan ide pertamanya. Sedangkan kata sarabil, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan pakaian, apa pun jenis bahannya dengan fungsi dapat menangkal sengatan panas, dingin maupun bahaya ketika dalam peperangan.

Karakteristik Pakaian Menurut Islam

1. Menutup semua anggota tubuh kecuali wajah dan telapak tangan

Ketika menafsirkan QS. An-Nur: 31, Ibnu Katsir menafsirkan aurat yang boleh ditampakkan hanya wajah dan telapak tangan untuk perempuan. Sementara untuk laki-laki mulai pusar hingga lutut.

2. Pakaian tidak boleh ketat dan menonjolkan bentuk tubuh

Menutup aurat yaitu longgar dan tidak membentuk lekuk tubuh. Hal ini bertujuan supaya jika ada lain jenis (yang bukan mahram) melihatnya dikhawatirkan dapat menimbulkan syahwat.

3. Pakaian laki-laki tidak boleh menyerupai pakaian perempuan atau sebaliknya

Jika ada seorang laki-laki mengenakan pakaian yang menyerupai perempuan, begitu pula sebaliknya, itu merupakan pelanggaran. Dalam suatu hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah SAW melaknat (mengutuk) kaum laki-laki yang menyerupai perempuan, dan kaum perempuan yang menyerupai laki-laki.

4. Pakaian tidak transparan

Diriwayatkan oleh Aisyah r.a., bahwa Asma' binti Abu Bakar sedang masuk melewati Rasulullah SAW dan ia (Asma') dalam kondisi memakai pakaian yang transparan. Maka Rasulullah SAW langsung berpaling darinya. Hal itu merupakan contoh bahwa kita sebagai Muslim tidak diperkenankan untuk memakai pakaian yang tembus pandag atau transparan.

Fungsi Pakaian

a. Pakaian Sebagai Penutup Aurat

Kata aurat terambil dari kata ar yang berarti onar, aib, tercela. Tidak satu pun dari anggota tubuh yang buruk sebab semuanya baik dan juga bermanfaat, termasuk aurat. Akan tetapi jika kondisi aurat seseorang dilihat yang bukan mahramnya, maka keterlihatan itulah yang dinilai buruk. Islam memberi petunjuk tentang apa yang dianggapnya aurat atau sauat. Aurat dipahami sebagai bagian tubuh tertentu tidak boleh terlihat orang terkecuali oleh orang-orang tertentu.

يَا بَنِي آدَمَ قَدْ أَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْآتِكُمْ وَرِيشًا ۖ وَلِبَاسُ التَّقْوَىٰ ذَٰلِكَ خَيْرٌ ۚ ذَٰلِكَ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ

"Hai anak Adam, Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan pakaian takwa itulah yang paling baik yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, Mudah-mudahan mereka selalu ingat." (QS. Al-A'raf: 26)

فَدَلَّاهُمَا بِغُرُورٍ ۚ فَلَمَّا ذَاقَا الشَّجَرَةَ بَدَتْ لَهُمَا سَوْآتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفَانِ عَلَيْهِمَا مِنْ وَرَقِ الْجَنَّةِ

"Maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya, tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga..." (QS. Al-A'raf: 22)

Dari kedua ayat diatas bisa disimpulkan bahwa ide pertama agar seseorang membuka aurat adalah ide setan, dan karenanya tanda-tanda kehadiran setan adalah keterbukaan aurat. Sebuah riwayat yang dikemukakan oleh Al Biqa'i dalam bukunya Shubhat Waraqah menerangkan bahwa saat Rasulullah SAW belum memperoleh keyakinan mengenai apa yang dialaminya di Gua Hira (apakah dari malaikat atau dari setan) kemudian Nabi SAW menyampaikan hal itu kepada istrinya Khadijah. Khadijah berkata, "Jika engkau melihatnya lagi, beritahulah aku."

Suatu ketika yang lain Rasulullah SAW melihat (malaikat) yang dilihatnya di Gua Hira, kemudian Khadijah membuka pakaiannya sambil bertanya, "Sekarang, apakah engkau masih melihatnya?" Rasulullah menjawab, "Tidak, dia pergi." Dengan penuh keyakinan Khadijah lalu berkata, "Yakinlah yang akan datang bukan setan," (sebab hanya setan yang senang melihat aurat).

Ide dasar aurat adalah "tertutup atau tidak dilihat meski oleh yang bersangkutan sendiri?" Ada beberapa hadits yang menjelaskan hal tersebut secara rinci: Hindarilah tidak mengenakan busana, sebab ada (malaikat) yang selalu bersamamu, yang tidak pernah beripsah denganmu kecuali ketika ke kamar belakang (wc) dan ketika seseorang berhubungan suami istri. Maka dari itu malulah kepada mereka dan setidaknya hormatilah mereka (HR. At-Tirmidzi).

b. Pakaian Sebagai Perhiasan

Perhiasan merupakan benda atau barang yang dipakai untuk memperelok pemakainya. Tentunya orang itu sendiri juga harus lebih dulu menganggap bahwa perhiasan tersebut indah. Beberapa pakar menjelaskan bahwa sesuatu yang indah adalah sesuatu yang dapat menghasilkan kebebasan dan keserasian. Pakaian yang elok adalah contoh kebebasan bagi pemakainya dalam bergerak. Di samping itu kebebasan juga harus disertai rasa tanggung jawab.

Salah satu kodrat dari keindahan adalah kebersihan. Itulah sebabnya mengapa Rasulullah SAW suka memakai pakaian berwarna putih, bukan karena warna ini lebih sesuai dengan iklim Jazirah Arab yang panas, tetapi pakaian yang berwarna putih akan segera menampakkan kotoran, sehingga si pemakai juga akan berantusias untuk segera mengganti dengan pakaian lain (yang bersih).

Al-Qur'an setelah memerintahkan supaya memakai pakaian yang indah saat berkunjung ke masjid, juga menganjurkan seseorang memakai perhiasan, namun tidak boleh berlebihan.

يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ

"Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. (QS. Al-A'raf: 31)

Berhias merupakan naluri semua manusia. Salah seorang sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah, "Seseorang yang suka pakaiannya indah dan alas kakinya indah (Apakah termasuk keangkuhan?)" Beliau menjawab, "Sesungguhnya Allah indah, senang kepada keindahan, keangkuhan adalah menolak kebenaran dan menghina orang lain."

c. Pakaian Untuk Melindungi dari Bencana

Ditemukan dalam Al-Qur'an ayat yang menerangkan fungsi pakaian dapat memelihara seseorang dari bencana dan terhadap sengatan panas serta dingin, QS. An-Nahl ayat ke-81. Dan di ayat lain ditemukan juga fungsi pakaian sebagai sarana pelindung ketika dalam peperangan, seperti pernyataan Al-Qur'an yang menyangkut Nabi Daud dengan teknologi merancang baju besi, QS. Al-Anbiya': 80.

وَجَعَلَ لَكُمْ سَرَابِيلَ تَقِيكُمُ الْحَرَّ وَسَرَابِيلَ تَقِيكُمْ بَأْسَكُمْ ۚ كَذَٰلِكَ يُتِمُّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تُسْلِمُونَ

"...dan Dia jadikan bagimu pakaian yang memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi) yang memeliharamu dalam peperangan..." (QS. An-Nahl: 81)

وَعَلَّمْنَاهُ صَنْعَةَ لَبُوسٍ لَكُمْ لِتُحْصِنَكُمْ مِنْ بَأْسِكُمْ ۖ فَهَلْ أَنْتُمْ شَاكِرُونَ

"dan telah Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu, guna memelihara kamu dalam peperanganmu, Maka hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah)." QS. Al Anbiya': 80)

d. Pakaian untuk Petunjuk Identitas

Eksistensi atau keberadaan seseorang ada yang bersifat meterial (jasmani) dan ada juga yang imaterial (ruhani). Hal-hal yang bersifat material antara lain terpapang jelas dalam pakaian yang dikenakan Nabi SAW. Beliau sangat menekankan terhadap pentingnya penampilan identitas seorang Muslim, tak lain adalah melalui pakaian tersebut. Oleh karena itu, Nabi SAW melarang laki-laki yang memakai pakaian perempuan dan perempuan yang memakai pakaian laki-laki (HR. Abu Daud).

Fungsi identitas pakaian ini juga disyaratkan oleh Al-Qur'an dalam Surah Al-Ahzab ayat ke-59 yang memerintahkan Rasulullah SAW agar menyampaikan kepada istri-istrinya, anak-anak perempuannya, dan juga wanita-wanita Mukmin agar mereka mengulurkan (memanjangkan) jilbab mereka.

Batas Aurat

Ulama bersepakat menyangkut kewajiban tentang tata cara berpakaian agar menutup aurat, hanya saja mereka berbeda pendapat mengenai batas aurat itu. Bagian mana dari tubuh kita yang wajib untuk ditutup.

Batas Aurat Laki-Laki

Imam Syafi'i, Imam Malik beserta Abu Hanifah berpendapat bahwa laki-laki wajib menutup anggota tubuhnya mulai dari pusar sampai lutut, walaupun ada juga yang berpendapat bahwa yang wajib ditutup dari anggota tubuh laki-laki hanya bagian 'depan dan belakang'.

Batas Aurat Perempuan

Menurut sebagian besar ulama mewajibkan seluruh Mukmin wanita agar menutup seluruh anggota tubuhnya kecuali muka dan telapak tangan, sedangkan menurut Abu Hanifah hendaknya sedikit lebih longgar, sebab menambahkan bahwa selain muka dan telapak tangan, bagian kaki muslimah juga boleh terbuka. Tetapi menurut Abu Bakar bin Abdurrahman dan Imam Ahmad berpendapat bahwa semua anggota badan seorang perempuan harus ditutup.

Hal yang demikian ini juga sesuai dengan apa yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Aisyah r.a., bahwa ketika Asma' binti Abu Bakar bertemu dengan Nabi SAW, saat itu Asma' sedang memakai pakaian yang tipis, kemudian Rasulullah memalingkan wajah seraya bersabda: "Wahai Asma'! Sesungguhnya, jika seorang wanita sudah sampai masa haid, maka tidak layak lagi bagi dirinya menampakkannya, kecuali ini..." (Nabi mengisyaratkan pada wajah dan tangannya).
Baca juga: Pengertian Isra' Mi'raj Menurut Bahasa dan Istilah

Adab Berpakaian Menurut Islam

Islam adalah agama yang detail. Ada beberapa cara atau adab berpakaian yang baik menurut Islam, antara lain:
  • Disunnatkan memakai pakaian baru, bagus dan bersih
  • Disunnatkan berdo'a ketika mengenakan pakaian baru
  • Pakaian tidak merupakan pakaian untuk ketenaran
  • Disunnatkan mendahulukan bagian yang kanan ketika sedang berpakaian
  • Pakaian tidak boleh ada gambar makhluk bernyawa atau gambar salib
  • Disunnatkan memakai pakaian berwarna putih.

Membiasakan Akhlak Berpakaian yang Baik

Islam juga sudah mengatur bagaimana cara beribadah yang benar, hubungan yang baik antar sesama, termasuk akhlak berpakaian yang baik. Maka dari itu, sebagai seorang Muslim kita wajib mengikuti ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Bagi wanita, aurat adalah seluruh bagian tubuh kecuali wajah dan kedua telapak tangan, sedangkan yang lainnya haram untuk diperlihatkan, kecuali bagi mahramnya. Bagi suami, wanita tidak mempunyai batasan aurat.

Adapun busana Muslimah yang baik haruslah memiliki kriteria sebagai berikut:

a. Tidak jarang dan ketat
b. Tidak menyerupai laki-laki
c. Tidak menyerupai busana khusus non-muslim
d. Pantas dan sederhana

Hikmah Akhlak Berpakaian

Menjaga Identitas Muslim

Pakaian merupakan salah satu identitas diri bagi pemakainya, jika kita mengenakan pakaian sesuai dengan fungsi untuk menutup aurat dan memenuhi nilai-nilai budaya yang bagus, sopan serta nyaman, itu berarti kita sudah menjalankan ajaran agama dengan baik.

Menjaga Kebersihan dan Kesehatan

Fungsi pakaian memang sangat bermanfaat bagi tubuh kita, salah satunya yaitu untuk melindungi kulit. Apabila kulit kita tidak terlindungi oleh pakaian dan langsung terkena pancaran sinar ultra violet, maka akan menyebabkan kulit terbakar dan lebih parahnya kita akan mengalami kanker kulit. Selain itu, fungsi pakaian juga dapat menjaga suhu tubuh agar tetap stabil dengan menggunakan jenis bahan pakaian tertentu.

Artikel Terkait

Salah satu santri TPQ Rahmatul Ihsan yang ingin berbagi pengetahuan di dunia maya.

1 komentar so far

Astaghfirullah selama ini cara berpakaianku sudah salah, terima kasih sudah mengingatkan

Tambahkan komentar Anda
EmoticonEmoticon