Selasa, 30 Januari 2018

Kisah Saddad bin 'Aad (Orang Kaya Raya Ingin Mencegah Kematiannya)

Kematian merupakan hal yang benar terjadi kepada semua makhluk ciptaan Allah. Jikalau seseorang tidak bisa memanfaatkan hidupnya dengan baik, maka ia tergolong orang yang merugi. Dan umur seseorang sejatinya sudah ditulis sebelum lahir di dunia, maka adanya kematian ini tidak bisa di tunda atau di panjangkan karena sebenarnya sudah ditentukan hari, bulan, dan tahun dimana ajal akan menjemputnya.

Seperti halnya pada Kisah Saddad bin 'Aad ini yang menceritakan tentang adanya seorang laki-laki yang bergelimbang harta namun ia berusaha membuat dirinya tetap hidup dan bisa menikmati harta yang telah dikumpulkan. Untuk cerita lengkapnya, simak ulasannya di bawah ini!

Orang Kaya Raya Ingin Mencegah Kematiannya (Saddad bin 'Aad)

Diceritakan dari Wahhab bin Munabbih bahwasanya Allah swt memberi wahyu kepada Nabi Ibrahim alaihi as-salam agar membawa bekal untuk berkelana supaya mengetahui keajaiban makhluk Allah swt. Setelah mempersiapkan bekal, beliau kemudian pergi menjelajahi beberapa daerah dan akhirnya sampai ke tepi laut. Disana beliau bertemu dengan seorang budak hitam yang sedang menggembalakan kambing.

Nabi Ibrahim a.s. bertanya: "Wahai anak muda! Apakah engkau mempunyai air putih atau air susu?"

Si budak menjawab: "Iya, ada, mana yang engkau kehendaki?"

Nabi Ibrahim berkata: "Berilah aku minuman air putih saja!"

Kemudian budak itu pergi sambil membawa tongkat mendekati batu besar seraya berkata: "Wahai batu! Aku minta kepadamu, demi haq Kholilurrahman, agar engkau mengeluarkan sumberan air untukku."

Si budak memukulkan tongkatnya pada batu, seketika itu batu langsung memancarkan sumberan air dengan izin Allah. Si budak mengambil air dengan sebuah wadah dan memberikannya kepada Nabi Ibrahim a.s. Setelah minum air, beliau memandang si budak dengan pandangan yang menunjukkan rasa keheranan.

Si budak berkata: "Apakah engkau merasa heran dengan kejadian ini?"

"Bagaimana aku tidak merasa heran, karena aku belum pernah melihat kejadian seperti ini," jawab Nabi Ibrahim a.s.

Si budak berkata: "Akan aku carikan kepadamu sesuatu yang lebih mengherankan lagi, yaitu aku mendengar bahwasanya Allah swt mempunyai kekasaih dari para Nabi. Setiap aku berdo'a meminta sesuatu demi haq al-Kholil, pasti Allah memberinya."

Ibrahim a.s. berkata: "Wahai anak muda! Sesungguhnya aku-lah yang di sebut al-Kholil itu."

Si budak bertanya: "Benarkah engkau yang disebut al-Kholil?"

"Iya, benar," jawab Nabi Ibrahim a.s.

Setelah si budak mendengar jawaban Nabi Ibrahim, seketika itu ia langsung menjerit dan terjatuh, kemudian meninggal. Pada saat itu turunlah cahaya dari langit sebesar tiang dan menyambar jenazah si budak, kemudian jenazah itu menghilang, tidak diketahui apakah di angkat ke langit atau di telan bumi.

Nabi Ibrahim kemudian meneruskan perjalanannya sampai ke sebuah gunung. Nabi Ibrahim pun mendakinya. Setelah sampai di atas gunung, tiba-tiba beliau melihat sebuah rumah yang mempunyai dua pintu. Beliau masuk ke dalam rumah itu. Tiba-tiba di dalamnya ada sebuah gerdim, yang di atasnya ada mayat laki-laki yang mengenakan 70 unit perhiasan, di atas kepalanya terdapat papan. Pada papan itu tertulis tulisan yang berbunyi:

"Aku adalah Saddad bin 'Aad, aku hidup 1000 tahun, aku mengalahkan musuh dalam peperangan 1000 kali, aku menikahi 1000 gadis, aku mempunyai 1000 anak laki-laki, dan aku telah membangun kota Irom yang mempunyai tiang-tiang yang kokoh. Ketika aku mati, aku berusaha untuk menghindari kematian dengan usaha yang maksimal. Aku mengumpulkan beberapa dokter dari seluruh bumi wilyah kekuasaanku, agar dapat mencegah kematianku. Ternyata semua dokter itu tidak mampu mencegahnya. Oleh karena itu, barang siapa yang melihatku, janganlah tertipu dengan dunia."

"Wahai manusia, anggaplah dunia itu remeh dan hina bagimu, sebab kamu sekalian tidak akan mampu memiliki kekayaan yang lebih banyak daripada yang aku miliki, tidak akan mampu memiliki usia yang lebih panjang daripada usiaku, tidak akan mampu mengumpulkan sesuatu yang lebih banyak daripada apa yang aku kumpulkan, dan tidak akan mempunyai anak yang lebih banyak daripada anak-anakku."

"Ingatlah....!, bahwa sesungguhnya dunia itu adalah penipu, pembunuh, dan pembuat permainan pada orang-orang yang memilikinya."

Setelah Nabi Ibrahim a.s. memperhatikan apa yang dilihatnya, dan membaca tulisan-tulisan itu, beliau pergi meninggalkan tempat itu. Allah swt berfirman: "Wahai Ibrahim! Bagaimana pendapatmu tentang apa yang kau lihat?"

Nabi Ibrahim menjawab: "Semua yang aku lihat adalah suatu keajaiban yang sangat mengherankan bagiku."

Allah berfirman: "Wahai Ibrahim, kembalilah! Karena keajaiban-keajaiban-Ku sangat banyak, dimana engkau tidak akan mampu melihatnya."

Hikmah Cerita: Ini adalah contoh perilaku kekasih Allah dan suatu peringatan bahwa kita jangan sampai terpengaruh dengan keindahan dan kehidupan duniawi.

Hidup di dunia memang terasa sangat menyenangkan, akan tetapi kita harus ingat bahwa ada kehidupan yang sebenarnya yang jauh lebih menyenangkan daripada di dunia, yakni di akhirat kelak.

Kita hidup di dunia adalah semata untuk mencari bekal untuk dijadikan jembatan menuju akhirat nanti. Oleh karena itu selama kita masih diberi kesehatan seharusnya berusaha sebaik mungkin untuk mencari pahala yang besar, namun dalam artian kita juga tidak boleh meninggalkan kehidupan di dunia seperti sholat sehari penuh tanpa bekerja. Alangkah baiknya keduanya tersebut dilakukan secara seimbang dan tidak berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah adalah Dzat Yang Maha Adil.

Baca juga:

Artikel Terkait

Salah satu santri TPQ Rahmatul Ihsan yang ingin berbagi pengetahuan di dunia maya.

This Is The Newest Post

Tambahkan komentar Anda
EmoticonEmoticon