Senin, 29 Januari 2018

Cobaan Seorang Suami dalam Menghadapi Ujian

Ujian atau cobaan merupakan hal yang sudah seharusnya dihadapi oleh seorang umum dengan sabar dan tabah. Jikalau cobaan itu dirasanya berat maka bersabarlah, dan jikalau cobaan itu dirasa mudah baginya maka bersyukurlah. Sesungguhnya Allah tidak memberi cobaan kepada seorang hamba melebihi batas kemampuannya.

Dan kisah ini menceritakan tentang adanya seorang laki-laki mukmin yang diuji oleh Allah tentang keadaan materinya. Selain itu, istri dari laki-laki ini juga sudah tidak bisa bersabar sehingga akan timbul perpecahan diantara keduanya. Berikut kisah lengkap Seorang Suami dalam Menghadapi Ujian yang saya ambil dari buku 101 Cerita.

Cerita Islami: Cobaan Seorang Suami dalam Menghadapi Ujian

Diriwayatkan bahwasanya pada zaman Bani Isra'il ada dua laki-laki bersaudara, yang satu beriman dan yang lain kafir. Keduanya menjadi pemburu ikan di laut. Si kafir bersujud kapada berhala, itu merupakan ibadahnya setiap hari. Apabila ia melemparkan jaringnya ke dalam laut, maka jaring itu penuh terisi ikan sehingga ia merasa berat mengeluarkan ikan dari jaringnya. Sedangkan si mukmin apabila melemparkan jaringnya ke dalam laut, ia hanya mendapatkan seekor ikan saja, akan tetapi ia selalu memuji kepada Allah dan bersyukur kepada-Nya juga bersabar dengan ketentuan dan kepastian dari-Nya.

Suatu hari istri si mukmin naik ke loteng rumahnya sehingga dapat melihat istri saudara suaminya yang kafir mengenakan pakaian yang indah dan perhiasan yang indah pula. Karena itu hatinya terguncang dan tergoda oleh syaitan.

Pada waktu itu istri si kafir berkata kepada istri si mukmin: "Katakanlah kepada suamimu mau menyembah Tuhan suamiku, sehingga engkau memiliki harta seperti yang kumiliki." Istri si mukmin kemudian turun ke loteng dengan hati yang susah.

Pada suatu hari, si mukmin masuk ke tempat istrinya dan ia melihat wajah istrinya tampak murung serta raut wajahnya berubah. Ia pun bertanya kepada istrinya: "Apa yang menimpa dirimu?"

Istrinya berkata: "Pilihlah salah satu dari dua hal: apakah engkau menceraikan aku atau menyembah Tuhan saudaramu!"

Si mukmin berkata: "Wahai amat Allah! Tidakkah engkau takut kepada Allah? Apakah engkau akan kufur setelah beriman?"

"Jangan banyak bicara kepadaku! Aku tidak senang menjadi wanita yang telanjang, sedangkan yang lain berpakaian dan memakai perhiasan yang indah," sahut istrinya.

Ketika si mukmin melihat bahwa istrinya bersungguh-sungguh dalam hal itu, ia berkata: "Jangan susah, besok Insya'allah aku akan pergi ke rumah para pekerja untuk mencari pekerjaan, dan setiap hari akan memperoleh 2 dirham yang akan aku serahkan kepadamu untuk memperbaiki kehidupanmu."

Istrinya rela dan merasa tenang dengan kata-kata suaminya itu. Pagi-pagi, si mukmin pergi ke rumah para pekerja dan duduk bersama mereka, akan tetapi tidak ada seorangpun yang memanggilnya untuk bekerja. Setelah putus asa tidak mendapatkan pekerjaan, ia pergi menuju tepi laut dan beribadah kepada Allah sampai malam hari. Setelah pulang ke rumah, istrinya bertanya: "Kemana saja engkau?"

"Aku berada di samping seorang Raja. Ia berjanji kepadaku untuk mempekerjakan aku selama tiga hari," jawab si mukmin.

"Akan memberi berapa ongkos kerjamu?" tanya istrinya lagi.

Si mukmin menjawab: "Raja itu seorang Raja yang kaya, gudangnya penuh dengan harta, hanya saja ia menjanjikan kepadaku untuk bekerja selama 31 hari, dan kemudian memberiku apa yang aku kehendaki."

Istrinya merasa percaya dengan apa yang menjadi perkataan suaminya. Si mukmin setiap hari pergi ke tempatnya di tepi laut dan beribadah kepada Allah sampai tiba malam yang ke-30. Istrinya berkata: "Apabila besok pagi engkau datang kepadaku dan tidak membawa ongkos kerjamu, maka ceraikan aku saja!"

Si mukmin merasa takut dan keluar dari tempat yang setiap hari ia beribadah dan bertemu dengan orang Yahudi. Si Yahudi berkata kepadanya: "Apakah engkau mencari pekerjaan?"

Si mukmin menjawab: "Iya." Si Yahudi mensyaratkan kepadanya agar tidak makan apapun di sampingnya. Kemudian si mukmin berpuasa pada hari itu (hari yang ke-30)

Allah swt memberikan wahyu kepada Malaikat Jibril agar: "Memasukkan 29 dinar dalam bokor dari Nur dan datang membawanya kepada istri si mukmin dan menyampaikan hadiah itu kepadanya seraya berkata: "Aku adalah pesuruh Raja kepadamu. Beliau berkata kepadamu: 'Suamimu telah bekerja di samping-Ku, maka Aku tidak akan meninggalkannya selama ia tidak meninggalkan-Ku. Suamimu telah pergi meninggalkan-Ku bersama seorang Yahudi, dan kekurangan hadiah ini adalah disebabkan hal itu. Seandainya ia menambah pekerjaannya di samping-Ku, maka Aku pun akan menambahnya.'"

Istri si mukmin menerima pemberian itu dan mengambilnya satu dinar di bawa ke pasar untuk di tukar dengan uang dirham. Ternyata orang pasar memberikan 1.000 dirham sebagai ganti uang satu dinar, karena pada uang dinar itu tertulis kalimat: "Laa ilaaha illallaah wahdahu laa syariika lahu."

Ketika si mukmin pulang ke rumah, istrinya berkata kepadanya: "Kemana saja engkau wahai laki-laki?"

Si mukmin menjawab: "Aku bekerja di tempat laki-laki Yahudi."

Istrinya berkata: "Wahai laki-laki miskin! Kenapa engkau meninggalkan melayani Raja dan melayani orang lain?"

Istrinya menceritakan semua hal yang di alami berkaitan dengan menerima hadiah sebanyak 29 dinar, dan satu dinar ditukar dengan orang pasar sebesar 1.000 dirham, dan kekurangan satu dinar karena bekerja di tempat lain.

Mendengar cerita istrinya, maka si mukmin menangis sehingga jatuh pingsan. Setelah sadar, ia berkata: "Aku telah berbakti melayani Tuhanku, dan tidak beristiqamah beribadah kepada-Nya yang sebenarnya." Setelah itu si mukmin menceraikan istrinya dan pergi ke puncak gunung dan beribadah disana sampai meninggal dunia. Mudah-mudahan Allah merahmatinya.

Betapa beratnya memegang iman yang sebenarnya kepada Allah. Betapa beratnya ujian seorang mukmin yang berkaitan dengan harta. Betapa beratnya mempunyai seorang istri yang tidak mau menerima apa adanya. Betapa hebatnya tipu daya (pangelulu: Jawa) dari Allah kepada orang kafir dengan harta yang melimpah ruah) Sungguh Allah adalah Dzat Yang Maha Adil lagi Maha Kaya.

Baca juga:

Artikel Terkait

Salah satu santri TPQ Rahmatul Ihsan yang ingin berbagi pengetahuan di dunia maya.

Tambahkan komentar Anda
EmoticonEmoticon