Minggu, 23 April 2017

Wali Kecil yang Membawa Berkah

Waliyullah adalah seseorang yang pada dasarnya sangat dekat dengan Allah dalam hal ibadah, namun mereka kebanyakan tidak terduga keberadaannya, karena dari mereka ada yang menyamar sebagai sosok anak kecil, pria, wanita, bahkan seorang pengemis. Sungguh Allah-lah Yang Maha Mengetahui.

Dalam kisah Wali Kecil yang Membawa Berkah ini menceritakan bahwa kita senantiasa tidak boleh menghina orang lain, bahkan seorang anak kecil, mereka harus kita hormati layaknya orang dewasa. Karena sesungguhnya kita tidak pernah tahu bahwa sebenarnya mereka adalah seorang kekasih Allah yang sedang menyamar yang tentunya dapat memberikan faedah berharga kepada kita. Inilah kisah Wali Kecil yang Membawa Berkah, semoga bisa terhibur.

Wali Kecil yang Membawa Berkah

Diriwayatkan dari Syaikh Abi Abdillah al-Jalla' radhiyallahu 'anhu, bahwasanya ia berkata:

Pada suatu hari ibuku ingin makan ikan laut. Kemudian ayahku pergi ke pasar dan aku menyertainya. Ayahku membeli ikan dan berhenti sejenak menunggu orang yang mau membawakan ikan itu untuknya. Kemudian ayah melihat seorang anak kecil yang berdiri tepat di depannya. Ia berkata: "Paman! Apakah engkau menginginkan ada orang yang mau membawakan ikan itu untukmu?"

"Iya," jawab ayahku.

Kemudian ikan itu dibawakan oleh si anak kecil dan berjalan bersama kami. Tiba-tiba kami mendengar suara adzan. Anak kecil berkata: "Paman! Seorang muadzin telah mengumandangkan adzan, aku butuh mengambil air wudhu dan shalat. Jika engkau rela, maka aku akan shalat dulu. Bila tidak, maka bawa sendiri ikan itu."

Anak kecil itu dengan cepat meletakkan ikan dan berjalan menuju masjid. Ayahku berkata: "Kita lebih utama daripada dia untuk bertawakkal kepada Allah tentang ikan ini." Kemudian kami masuk masjid dan melakukan shalat. Anak kecil itu juga melakukannya.

Ketika kami keluar masjid, ternyata ikan itu masih tetap ada di tempatnya. Dengan cepat anak kecil itu membawanya dan berjalan bersama kami sampai di rumah. Ayahku menuturkan persitiwa itu kepada ibuku. Kemudian ibuku berkata: "Katakan padanya agar ia mau duduk dan makan bersama kita." Setelah ayahku mengatakan hal itu kepada si anak kecil, ia menjawab: "Aku berpuasa."

Kemudian ayahku berkata: "Kalau begitu kembalilah kamu kepada kami sore hari nanti."

Anak kecil menjawab: "Jika aku telah membawakan ikan pada hari ini sekali, maka aku tidak membawanya lagi untuk yang kedua kali, karena aku akan masuk masjid sampai sore hari, kemudian aku akan datang lagi kepada kalian." Anak kecil itu kemudian pergi.

Pada sore hari, anak kecil itu datang dan makan bersama dengan kami. Setelah selesai makan, kami menunjukkannya tempat bersuci dan tempat khalwat yang ia pilih. Setelah itu ia kami tinggalkan di sebuah rumah.

Di dekat rumah kami ada seorang wanita yang lumpuh. Pada waktu malam, setelah anak kecil itu menginap, tiba-tiba wanita lumpuh itu dapat berjalan. Wanita itu menjawab: "Aku berdo'a, Wahai Tuhanku, demi kemuliaan tamu kami, sembuhkanlah aku dari sakitku." Tiba-tiba aku dapat berdiri.

Kemudian kami pergi mencari anak kecil itu, ternyata pintu-pintu rumah terkunci seperti biasanya dan kami tidak menemukan si anak kecil itu. Mudah-mudahan Allah meridhainya.

Aku berkata: "Sebagian dari kekasih Allah ada pada anak kecil, sebagian dari mereka ada juga tua, sebagian dari mereka ada para hamba-hamba sahaya, sebagian dari mereka ada orang-orang merdeka, sebagian dari mereka ada dari kaum wanita dan dari lelaki, dan ada juga orang-orang gila dan orang-orang berakal."

Termasuk kekasih Allah dari anak-anak adalah anak kecil dari putra seorang Syaikh di Negeri Yaman yang bermain-main bersama anak-anak kecil. Apa saja yang diinginkan masyarakat kemudian minta kepadanya, ia mampu memberikannya seketika itu di tempat mereka bermain. Ketika ayahnya mengetahui hal seperti itu, maka ia berkata: "Wahai anakku! Beri makan aku dengan makanan ini dan itu." Kemudian anak itu memberikan apa yang diminta ayahnya dengan seketika.

Selanjutnya, segala sesuatu yang diminta ayahnya dari padanya, ia dapat menghadirkannya dengan seketika. Kemudian ayahnya mengusap kepadanya seraya berkata: "Mudah-mudahan Allah memberkatimu: Berilah aku makanan ini dan itu!" Kemudian anak kecil itu memohon agar dapat berhasil.

Hal ini seperti demikian kebiasaannya. Akan tetapi, tidak ada sesuatu yang berhasil. Mulai dari waktu itu juga pintu rumah tertutup sehingga tidak dapat menemui anak kecil itu. Menurut pemikiran ayahnya, menutup pintu rumah lebih dapat menyelamatkannya, karena ia khawatir anaknya menjadi tersohor, terjadi ujub dan lain-lain. Mudah-mudahan Allah meridhai ayah dan putranya.

Hikmah yang dapat dipetik: Ini adalah salah satu contoh bahwa kekasih Allah (wali) itu dirahasiakan Allah di tengah-tengah masyarakat, karena dari mereka ada yang balita, remaja, tua, pria, wanita, seperti orang gila dan orang berakal. Oleh karenanya, kita tidak boleh menghina kepada siapapun dari manusia di sekeliling kita, karena dikhawatirkan kebetulan wali Allah, dimana kita tidak mengenalinya.

Itulah kisah Wali Kecil yang Membawa Berkah yang saya ambil dari buku 101 Cerita. Semoga dengan adanya cerita ini, kita bisa termotivasi agar tidak menghina orang-orang disekitar kita. Semoga bermanfaat.

Artikel Terkait

Salah satu santri TPQ Rahmatul Ihsan yang ingin berbagi pengetahuan di dunia maya.

Tambahkan komentar Anda
EmoticonEmoticon