Kamis, 27 Oktober 2016

Etika Pentingnya Menjaga Pandangan Mata (KH Jamaludin Ahmad 24/10/2016)

Etika Tentang Pentingnya Menjaga Pandangan Mata

Saat ngaji rutin Senin (24/10/2016) di Pesantren Al-Muhibbin Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang, KH Jamaludin Ahmad mengingatkan para suami istri agar menjaga pandangan. ’’Fitnah terbesar laki-laki adalah perempuan. Dan fitnah terbesar perempuan adalah laki-laki,’’ tuturnya. 

Kiai Jamal mengaku sangat sering didatangi tamu yang minta nasehat karena pasangannya selingkuh. Baik yang selingkuh itu laki-laki maupun perempuan. ’’Yang selingkuh itu dari guru juga ada,’’ ucapnya. ’’Facebook-facebook niku sing nggarai,’’ ujarnya. ’’Makanya pasangan suami istri harus menjaga pandangan,’’ sarannya. 

Pandangan adalah panah berbisa yang dilepaskan setan. Pandangan akan merasuki fikiran. Hingga kemudian terjadi perzinahan. Tahapnya dimulai dari pandangan, ucapan, pegangan, lalu terjadilah perzinahan.

Fitnah terbesar laki-laki adalah perempuan, dan sebaliknya. Makanya Islam sangat menganjurkan pernikahan. Pada zaman Nabi Muhammad SAW, ada sahabat yang bernama Akad bin Wadda’ah. Sahabat ini ganteng, gagah, sehat dan kaya. ’’Setiap Nabi ketemu Akad bin Wadda’ah, yang ditanyakan adalah selalu kapan menikah,’’ kata Kiai Jamal.

Jadi kalau kita ketemu teman yang belum nikah kemudian bertanya, kapan nikah Bro/Sis? Nurut saya, itu sudah benar. Dan sesuai dengan yang dicontohkan Nabi SAW. Tapi kalau teman kita jawab, Mei. Mey be yes, mey be no. Nah, jawaban ini bid’ah… hahaha. 

Kiai Jamal melanjutkan. ’’Selalu ditanya seperti itu, Akad akhirnya pasrah kepada Nabi SAW. Dinikahkan dengan siapapun dia mau. Akhirnya dia dinikahkan oleh Nabi,’’ tuturnya. So, kalau memang tidak bisa cari sendiri, nyerah sajalah Bro/Sis. Pasrah bongkokan kepada Kiai. Ora mungkin Kiai golekno pasangan ora genah.

Saat ngaji rutinan Jumat legi usai shalat Jumat di masjid Agung Baitul Mukminin (23/9/2016), pakar tafsir Quran Pesantren Tebuireng, Dr. KH Mustain Syafiie bahkan menuturkan bahwa anak merupakan stempel alias tanda bahwasanya kita pernah hidup di dunia. Kasarane omong (secara umum), kalau tidak punya anak, berarti tak punya stempel pernah hidup di dunia. Kalau tak punya anak, njur lek wis mati sing dungakno sopo??? Opo mantan kate kon ndungakno???

Kembali ke Kiai Jamal. Diakhir pengajian, Kiai Jamal menyampaikan bahwa saking getingnya kepada orang yang tidak menikah, Nabi SAW sampai menyatakan bahwa orang yang tidak mau menikah adalah orang edan. Wong gendeng. Ora sempurno akale. Barang enak dan berpahala kok ora gelem. 

Kalau pasangan sudah meninggal, sebaiknya cepat nikah lagi. Agar terhindar dari fitnah. Dan tetap waras.

’’Sejelek-jelek kamu yang berjalan diatas muka bumi adalah yang tidak menikah. Sejelek-jelek kamu yang telah mati adalah mayat orang yang tidak menikah,’’ kata Kiai Jamal.

Itulah ulasan dari Abah Jamal tentang betapa pentingnya kita menikah agar terhindar dari berbagai macam hal. Selain itu, dengan menikah kita juga akan terhindar dari perzinahan, sebab manakala itu sudah menjadi hak kita dan halal hukumnya.

Artikel Terkait

Salah satu santri TPQ Rahmatul Ihsan yang ingin berbagi pengetahuan di dunia maya.

Tambahkan komentar Anda
EmoticonEmoticon