Selasa, 27 September 2016

Kisah Hujan Lebat Turun di Musim Kemarau Panjang Berkat Doa Orang Gembel

Hujan Lebat Turun di Musim Kemarau Panjang Berkat Doa Orang Gembel

Hujan Lebat Turun di Musim Kemarau Panjang Berkat Doa Orang Gembel - Justru orang-orang seperti inilah yang biasanya lebih dekat dengan Allah SWT dibanding orang-orang yang hidup sebagaimana mestinya. Meski diberi cobaan berupa ekonomi yang kurang, orang-orang seperti ini senantiasa bertaqwa dan selalu bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah kepadanya.

Memang terlihat hida di mata manusia, tapi belum tentu hal itu sama di mata Allah. Kita sebagai seorang muslim seharusnya tidak mengabaikan apalagi menghina, sebab kita belum tentu lebih baik dari mereka.

Seperti halnya cerita yang berjudul Hujan Lebat Turun di Musim Kemarau Panjang Berkat Doa Orang Gembel ini, yang mengkisahkan seseorang yang tidak memiliki apa-apa kecuali 3 anak perempuannya. Meski demikian, tetapi do'a dari orang gembel ini langsung diijabahi oleh Allah sebab ia memang sudah sangat dekat Sang Pencipta-Nya. Inilah kisah dari orang gembel tersebut.

Diceritakan: Di Negeri Baghdad pada zaman Khalifah Harun ar-Rasyid pada suatu tahun terjadi telat hujan. Dampaknya adalah terjadi krisis ekonomi. Sampai-sampai penduduk negeri itu mengalami kehancuran, kekurangan makanan dan minuman. Semua penduduk sepakat untuk melakukan shalat Istisqa'.

Setelah mereka mandi dan bersuci, mereka keluar ke padang pasir untuk melakukan shalat Istisqa' dan memohon kepada Allah SWT agar menurunkan hujan kepada mereka. Akan tetapi Allah belum menurunkan hujan kepada mereka.

Pada suatu ketika mereka bersandar diri dan bertawassul kepada Allah untuk mendapatkan siraman air hujan. Tiba-tiba ada seorang laki-laki shaleh, ahli ibadah dan berbuat kebajikan yang datang dari daratan padang pasir, kusut rambutnya dan kotor penuh dengan debu. Ia membawa tiga anak perempuan yang pemalu. Wajah mereka bersih terang seperti rembulan.

Laki-laki itu berhenti di tengah jalan bersama para putrinya. Penduduk berjalan melewati laki-laki itu sambil menyampaikan salam kepadanya. Laki-laki itu pun menjawab salam mereka.

Kemudian laki-laki itu bertanya: "Wahai hamba Allah! Untuk apa kamu sekalian berkumpul di tempat ini?"

Mereka menjawab: "Wahai orang tua! Kami keluar ke padang pasir ini untuk berdo'a kepada Allah agar menurunkan hujan kepada kami, akan tetapi Allah masih belum juga menurunkan hujan."

Laki-laki bertanya: "Adakah Allah pergi dari Madinah meninggalkan kalian sehingga kalian keluar ke padang pasir untuk memohon kepada-Nya. Tidakkah Allah itu berada di semua tempat dan membentangkan ijabah-Nya kepada semua makhluk. Apakah engkau sekalian tidak mendengar firman-Nya: 'Allah bersama dengan kalian di manapun kalian berada. Dan Allah Maha Melihat kepada apapun yang kamu lakukan?'"

Tidak lama kemudian berita ucapan laki-laki itu sampai kepada Khalifah Harun ar-Rasyid. Beliau berkata: "Ini adalah perkataan seseorang yang antara dirinya dengan Tuhannya ada rahasia yang tersembunyi."

Kemudian beliau memerintahkan agar laki-laki itu dihadapkan kepadanya. Ketika laki-laki itu sudah hadir di hadapan Khalifah, ia menyampaikan salam dan berjabat tangan dengan Khalifah dan disuruh untuk duduk disampingnya. Khalifah Harun ar-Rasyid berkata: "Wahai laki-laki! Berdo'alah kepada Allah agar menurunkan hujan kepada kami, supaya engkau mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah."

Laki-laki itu tersenyum seraya berkata: "Wahai Harun! Apakah engkau ingin aku do'akan kepada Tuhanku dan Bendaraku?"

"Iya," jawab Khalifah Harun ar-Rasyid.

"Kalau begitu, bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah bersama-sama dengan kami!" kata laki-laki itu.

Khalifah Harun ar-Rasyid memanggil semua rakyatnya untuk bertaubat kepada Allah. Kemudian datanglah laki-laki tersebut dan shalat dua raka'at yang sangat cepat. Ketika telah salam dari shalatnya, ia memegang anak-anak perempuannya dari sisi kanan dan kiri, membentangkan tangannya kepada Sang Pencipta dan meneteskan air mata pada pipinya seraya berdo'a dengan kalimat-kalimat do'a yang tidak pernah didengar lebih baik daripada do'anya. Belum sampai selesai berdo'a, tiba-tiba langit telah tertutup dengan awan yang menimbulkan gemuruh serta kilat. Kemudian turunlah hujan yang sangat deras seperti dicurahkan dari langit.

Melihat kejadian itu, Khalifah Harun ar-Rasyid sangat senang dan berkumpullah rakyatnya dan mengucapkan kabar gembira. Harun ar-Rasyid berkata: "Carilah untukku laki-laki yang shaleh itu!"

Mereka mencari, kemudian bertemu dengan laki-laki itu sedang sujud kepada Allah Pencipta Semesta Alam di padang pasir di tempat yang tergenang oleh air dan tanah liat. Mereka bertanya kepada putri-putrinya: "Mengapa ayahmu tidak mengangkat kepalanya?"

Putri-putrinya menjawab: "Sesungguhnya kebiasaan ayahku ketika sujud kepada Allah tidak mengangkat kepalanya sampai tiga hari."

Mereka menceritakan hal itu kepada Khalifah Harun ar-Rasyid. Kemudian ia menangis seraya berdo'a: "Wahai Tuhanku, aku memohon dan bertawassul kepada-Mu dengan kehormatan orang-orang shaleh agar Engkau memberikan pemberian kepada kami, karena mereka dan mencurahkan barakahnya kepada kami di dunia dan akhirat, dan semua orang-orang muslim, wahai Tuhan Yang Maha Kasih Sayang."

Hikmah cerita: Ini adalah salah satu contoh bahwa banyak sekali hamba-hamba Allah yang kusut rambutnya, berdebu wajahnya, compang-camping pakaiannya yang tidak diperhatikan masyarakat. Bila membutuhkan uang tidak ada orang yang memberi, bila ingin menikah tidak ada yang mau menikahkan, akan tetapi bila bersumpah kepada Allah dan memohon kepada-Nya, segera Allah mengabulkan apa yang menjadi permintaannya.

Itulah kisah Hujan Lebat Turun di Musim Kemarau Panjang Berkat Doa Orang Gembel. Semoga dengan adanya cerita tadi bisa menambahkan keimanan kepada kita semua. Amin..

Artikel Terkait

Salah satu santri TPQ Rahmatul Ihsan yang ingin berbagi pengetahuan di dunia maya.

Tambahkan komentar Anda
EmoticonEmoticon