Kamis, 09 Maret 2017

Tafsir Surat Ali Imran Ayat 26 Tentang Kepemimpinan

Tafsir Surat Ali Imran Ayat 26 Tentang Kepemimpinan

1. Redaksi Ayat


قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ ۖ بِيَدِكَ الْخَيْرُ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ


2. Arti dan Makna Mufrodat

  1. Kata اللَّهُمَّ (Allahumma) digunakan khusus untuk memohon doa kepada Allah yang berarti Ya Allah bimbinglah kami dengan cara yang sebaik-baiknya.
  2. Kata ملك (Malik) yang berarti raja, atau "Malik", yang artinya Pemilik atau mengandung penguasaan terhadap sesuatu yang disebabkan oleh kekuatan pengendalian dan keshahihannya.
  3. Kata مَالِكَ الْمُلْكِ (Malikul mulk) merupakan kata majemuk yang mempunyai makna kekuatan, dan keshahihan yang pada awalnya diartikan sebagai ikatan dan penguatan. Allah adalah Pemilik. Ayat ini mejelaskan bahwa yang dimiliki-Nya adalah al-mulk, yakni kepemilikan.
  4. Kata تعزّ (Tu'izzu) bermakna Engkau muliakan, pada hakikatnya kata ini berarti kekuatan yang menjadikan pemiliknya dibutuhkan, sekaligus tidak terkalahkan.
  5. Kata تذلّ (Tudzillu) bermakna Engkau hinakan. Yang hina selalu butuh kepada banyak pihak, terkalahkan dan tidak berwibawa.


3. Terjemah


26. Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.

4. Analisa Kandungan Ayat dan Tafsir Ayat


Dalam ayat ini Allah mengutus para Nabi-Nya untuk menyatakan bahwa hanya Allah lah yang Maha Suci yang memiliki kodrat kekuasaan tertinggi serta paling bijaksana dengan tindakan-Nya yang sempurna didalam mengurus, menyusun dan merampungkan segala urusan dan yang menegakkan neraca undang-undang di alam semesta ini. Maka Dia lah yang dapat memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara para hamba-Nya.

Di samping itu Allah juga memberikan hal tersebut bersamaan dengan pangkat kenabian seperti yang dialami oleh keluarga Ibrahim, dan ada kalanya hanya memberikan pemerintahan saja menurut hukum kemasyarakatan yaitu dengan menyusun kabilah-kabilah dan bangsa-bangsa. Dan Allah juga yang berhak mencabut hal tersebut dari orang-orang yang Dia kehendaki yang dikarenakan mereka ingkar dan berpaling dari jalan yang lurus yang disebabkan oleh berbagai hal. Demikian itulah yang telah berlaku pula terhadap Bani Israil dan lain-lain bangsa disebabkan kelalaian dan kerusakan akhlak mereka.

Allah juga berhak memberikan kekuasaan kepada orang yang Dia kehendaki, dan menghinakan orang yang Dia kehendaki pula. Orang yang diberi kekuasaan ialah seseorang yang didengar tutur katanya, baik budi pekertinya, banyak penolongnya menguasai jiwa-jiwa manusia dengan wibawanya dan ilmunya yang berguna bagi manusia serta memiliki keluasan rezeki dan berbuat baik terhadap sesama manusia.

Baca juga: Tafsir Surat Hud Ayat 117-119 Tentang Tanggung Jawab Manusia

Dalam Surat Ali Imran ayat 26 ini Allah menerangkan pula bahwa segala kebajikan terletak ditangan-Nya baik kenabian, kekuasaan maupun kekayaan. Hal ini menunjukkan bahwa Allah sendirilah yang mengatur menurut kemauan-Nya. Tidak ada suatu makhluk yang bisa menandingi-Nya.

Dalam ayat ini hanya disebutkan kebajikan saja sebenarnya segala hal yang buruk dan jahat juga terdapat di bawah kekuasaan Allah. Hal ini dipahami dari pernyataan Allah bahwa hanya Dia lah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.

5. Kandungan Hikmah

  • Allah memperkenankan doa setiap makhluk yang mau meminta kepada-Nya, adakalanya ia langsung diterima dan dikabulkan oleh Allah, dan adakalanya pula Allah menunda permintaan tersebut sampai waktu yang tepat. Semua itu atas izin Allah.
  • Allah memiliki kuasa yang mutlak untuk mengangkat ataupun merendahkan derajat dan pangkat siapa saja. Kemutlakan kekuasaan-Nya tersebut logis sebab Allah pemilik segala kekuasaan.
  • Setiap pribadi hendaknya dapat menempatkan diri sebaik mungkin menyangkut posisi dalam tatanan kehidupan berdasar kelemahan, kelebihan dan kekurangan masing-masing.
  • Pengetahuan dan kekuasaan Allah adalah mutlak sebagai Dzat Yang Maha Rahman dan Rahim Allah telah menetapkan kadar dan ketentuannya yang tidak bertentangan dengan fitrah manusia.

Artikel Terkait

Salah satu santri TPQ Rahmatul Ihsan yang ingin berbagi pengetahuan di dunia maya.

Tambahkan komentar Anda
EmoticonEmoticon